Mendukbangga: Program MBG Sudah Sentuh 1,2 Juta Ibu Hamil hingga Balita

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Sep 2025, 14:30
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji (depan) ditemui media usai acara peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia di Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, Senin (22/9/2025). Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji (depan) ditemui media usai acara peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia di Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, Senin (22/9/2025). (ANTARA)

 

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, mengungkapkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah menjangkau sekitar 1,2 juta penerima manfaat, meliputi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD (B3).

Jumlah itu masih bagian dari target nasional sebanyak 9,3 juta sasaran hingga akhir 2025.

“Sekarang untuk ibu hamil (bumil), ibu menyusui (busui), hingga balita non-PAUD atau B3 sudah 1,2 juta dari target 9,3 juta,” jelasnya ketika ditemui di Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, Senin.

Ia menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberikan mandat kepada Kemendukbangga/BKKBN untuk melaksanakan pendataan, distribusi, hingga evaluasi program MBG khusus kelompok B3.

Baca Juga: Mendukung Asta Cita Pertanian, Implementasi Insun Medal Insun Madangan di Bogor

Terkait potensi kasus keracunan seperti yang sempat terjadi di beberapa sekolah, Wihaji menuturkan pihaknya akan melakukan berbagai langkah pencegahan. Salah satunya dengan melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) serta para kader untuk melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.

“Seandainya ada beberapa kasus, saya kira nanti protapnya dijalankan dengan baik, namanya juga program baru, kita terus berusaha semaksimal mungkin, termasuk bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN, khusus untuk B3, alhamdulillah semoga juga tidak ada kasus, karena selama ini baik-baik saja, mungkin ada beberapa masalah itu nanti kita selesaikan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menekankan perlunya sosialisasi tambahan agar distribusi MBG dapat menjangkau kelompok sasaran yang berada di daerah sulit dijangkau.

Baca Juga: Pemberdayaan UMKM Masyarakat dalam Mendukung Program Makan Bergizi Gratis di Palu

“Nanti kita evaluasi, intinya berapapun jumlah MBG khusus B3, kita diwajibkan untuk memberikan kepada mereka, jadi kalau memang misalnya ada yang masalah-masalah, yang selama ini diberitakan media, kita ikhtiarkan supaya jangan terjadi dan terus kita awasi, kita kawal bersama-sama,” tutur Wihaji.

Ia menambahkan bahwa kader yang menyalurkan MBG memperoleh kompensasi biaya transportasi sekitar Rp1.000 untuk setiap ompreng makanan yang dibagikan.

“Kebetulan salah satu tugas Tim Pendamping Keluarga (TPK) atau kader-kader KB kita, kader posyandu, dan sebagainya itu untuk mendistribusikan (MBG) ada pembiayaannya, itu (anggarannya) macam-macam, tetapi kira-kira begini, sekitar seribu per orang,” jelasnya.

Sebagai ilustrasi, ia menjelaskan bila seorang kader mendistribusikan MBG kepada 20 orang per hari selama 20 hari, maka insentif yang diterima bisa mencapai sekitar Rp400 ribu dalam sebulan.

“Kalau satu orang seribu, berarti 20 ribu, dikalikan 20 hari, kira-kira Rp400 ribu, tetapi itu tergantung geografisnya, nanti ada yang kita bincangkan antara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dengan para penyuluh yang mandiri mendistribusikan, karena kewajibannya SPPG,” ucap Wihaji.

(Sumber: Antara)

x|close