Ntvnews.id, Riyadh - Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi telah menuntaskan latihan militer gabungan di kawasan Timur Tengah pada pekan ini. Latihan tersebut melibatkan uji tembak langsung sebagai bagian dari upaya menghadapi ancaman sistem udara tak berawak (UAS) atau serangan drone.
Kegiatan bersama ini menegaskan urgensi pertahanan terhadap ancaman drone yang terus berkembang pesat.
Dilansir dari Al Arabiya, Jumat, 19 September 2025, Komando Pusat AS (CENTCOM), menyebut latihan gabungan ini sebagai latihan "Red Sands" paling ambisius sejauh ini. Sebanyak 20 sistem kontra-drone diterjunkan dalam simulasi tembak langsung di Lapangan Latihan Shamal-2, timur laut Arab Saudi.
Latihan difokuskan pada integrasi radar, sensor, dan sistem senjata untuk mendeteksi, melacak, serta menghancurkan ancaman udara modern, termasuk serangan kawanan drone. Pasukan AS dan Saudi juga menguji sistem komando dan kontrol serta senjata yang mampu menumpas kawanan drone teknik yang serupa pernah diterapkan militer Ukraina terhadap pertahanan udara Rusia.
Baca Juga: Rusia Uji Pesawat Pengebom dalam Latihan Militer dengan Belarusia
CENTCOM mengungkapkan bahwa "Drone Defeat Rounds" atau DDR ditembakkan dari senapan kaliber-12, di mana setiap peluru melepaskan 729 pelet tungsten yang jauh lebih padat dibanding timah, sehingga menghasilkan energi kinetik lebih besar.
Latihan juga melibatkan berbagai pesawat, mulai dari rotary-wing hingga fixed-wing, termasuk AC-130, helikopter Apache AH-64, serta jet tempur Saudi F-15, AH-64, dan Typhoon.
Laksamana Brad Cooper, dalam kunjungan regional pertamanya sejak menjabat sebagai Komandan CENTCOM, turut menyaksikan langsung latihan bersama Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Saudi, Jenderal Fayyadh Al-Ruwaili. Cooper juga meninjau Pusat Eksperimen Terpadu Red Sands serta bertemu dengan Menteri Pertahanan Saudi, Pangeran Khalid bin Salman.
"Dalam pertemuan tersebut, kami meninjau aspek-aspek kerja sama pertahanan dan membahas perkembangan terbaru di kawasan, serta upaya bersama dalam mengatasinya dengan cara yang menjaga perdamaian dan keamanan internasional," ujar Pangeran Khalid mengenai pertemuannya dengan Cooper.
Baca Juga: Menhan Bakal Kembangkan Latihan Militer Bersama di Wilayah Timur Indonesia
Cooper sendiri menekankan pentingnya kerja sama erat kedua negara. Ia menegaskan bahwa AS dan Saudi "bahu-membahu" untuk "berinovasi dan beradaptasi" dalam menghadapi ancaman baru.
"Ancaman yang ditimbulkan oleh maraknya penggunaan drone canggih merupakan tantangan yang mendesak," katanya.
"Bekerja sama bahu-membahu dengan mitra-mitra regional untuk berinovasi dan beradaptasi menjadi lebih penting dari sebelumnya," tambah Cooper.
Selain latihan ini, AS dan Saudi juga telah menggelar latihan keamanan maritim pada awal tahun 2025 sebagai langkah memperdalam kemitraan militer kedua negara. CENTCOM menyoroti bahwa Iran dan kelompok proksinya telah meluncurkan ribuan drone serta rudal tempur di kawasan dalam beberapa tahun terakhir, yang memperkuat urgensi latihan gabungan semacam ini.