Ntvnews.id, Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin menyatakan bahwa Israel tidak akan melanjutkan serangan terhadap Qatar. Pekan lalu, Doha menjadi sasaran serangan dalam operasi yang disebut ditujukan untuk menyingkirkan pejabat senior Hamas.
"Yah, dia tidak akan menyerang Qatar," kata Trump tentang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat menjawab pertanyaan wartawan di Ruang Oval, seperti dikutip dari Anadolu, Rabu, 17 September 2025.
Trump menegaskan bahwa Qatar telah "menjadi sekutu yang sangat baik, dan banyak orang tidak tahu itu, tetapi dia tidak akan menyerang Qatar. Dia mungkin akan menyerang mereka."
Meski pernyataannya kurang jelas, komentar Trump seolah membuka ruang bagi Netanyahu untuk mengambil langkah lain terhadap tokoh Hamas di negara Teluk tersebut.
Baca Juga: Trump Tegaskan Israel Tidak Akan Serang Qatar Lagi Setelah Bom di Doha
Trump juga membantah laporan situs berita Axios yang menyebut Netanyahu telah memberitahunya secara pribadi sebelum Israel melancarkan serangan di Doha pekan lalu.
"Tidak, mereka tidak tahu," kata Trump. Saat ditanya bagaimana ia mengetahui adanya serangan tersebut, Trump menjawab, "dengan cara yang sama seperti Anda."
Menurut Gedung Putih, setelah serangan itu militer AS baru memberi tahu pemerintah ketika rudal sudah diluncurkan, sehingga Trump disebut tidak memiliki kesempatan untuk menolak serangan tersebut.
Baca Juga: Trump Ancam Sanksi Berat Rusia Jika NATO Setop Impor Minyak
Sementara itu, para pemimpin Arab dan Islam dalam KTT darurat di Doha pada Senin memperingatkan bahwa serangan Israel terhadap Qatar dapat membawa konsekuensi berbahaya bagi kawasan. Mereka menyerukan tindakan kolektif untuk melawan upaya Israel menciptakan realitas baru di Timur Tengah.
Kantor berita resmi Qatar, QNA, dalam pernyataannya mengutuk serangan Israel ke Doha dan menegaskan solidaritas penuh terhadap Qatar. KTT darurat itu juga menegaskan bahwa agresi Israel "merusak peluang untuk mencapai perdamaian di kawasan tersebut."
Selain itu, mereka menekankan pentingnya "menentang rencana Israel untuk memaksakan realitas baru di kawasan tersebut dan memperingatkan bahwa upaya tersebut menimbulkan ancaman langsung terhadap keamanan regional dan internasional."