Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Senin, 15 September 2025 menyampaikan bahwa Israel tidak akan melancarkan serangan lebih lanjut ke Qatar setelah insiden pengeboman di Doha pekan lalu, yang menargetkan pejabat Hamas.
"Ia tidak akan lagi menyerang Qatar," ujar Trump mengenai kepala otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, saat menjawab pertanyaan wartawan di Ruang Oval.
Trump menambahkan bahwa Qatar selama ini merupakan sekutu yang baik, meskipun banyak pihak belum menyadari hal tersebut.
Baca Juga: Trump Ancam Sanksi Berat Rusia Jika NATO Setop Impor Minyak
"Tapi, ia (Netanyahu) tidak akan lagi menyerang Qatar. Ia mungkin tetap mengejar mereka (Hamas)," lanjut Trump.
Pernyataan ini masih belum sepenuhnya jelas, namun menunjukkan bahwa Netanyahu mungkin tetap mempertimbangkan tindakan untuk menyingkirkan pejabat Hamas di negara Teluk Arab itu.
Trump juga membantah laporan Axios yang menyebut bahwa Netanyahu telah memberitahunya secara pribadi mengenai serangan pada 9 September lalu, beberapa saat sebelum Israel menyerang ibu kota Qatar, Doha.
Baca Juga: Trump Ancam Umumkan Darurat Nasional di Ibu Kota AS, Ada Apa?
"Tidak, mereka tidak memberitahu," kata Trump. Saat ditanya bagaimana ia mengetahui serangan itu, ia menjawab, "dengan cara yang sama seperti Anda."
Gedung Putih menjelaskan bahwa Trump memperoleh informasi mengenai serangan tersebut dari militer AS setelah rudal-rudal Israel diluncurkan, sehingga upaya menghentikannya tidak memungkinkan.
Sementara itu, para pemimpin yang hadir dalam KTT darurat Arab-Islam di Doha pada Senin memperingatkan bahwa serangan Israel terhadap Qatar dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi stabilitas kawasan.
Mereka menyerukan tindakan kolektif untuk menghadapi upaya Israel memaksakan realitas baru di Timur Tengah.
Pernyataan resmi dari pertemuan itu, yang diterbitkan oleh kantor berita Qatar, QNA, mengecam serangan terhadap Doha dan menyatakan solidaritas penuh dengan Qatar.
KTT tersebut menegaskan bahwa agresi Israel "merusak peluang untuk mencapai perdamaian di kawasan tersebut" serta menekankan pentingnya "menentang rencana Israel untuk memaksakan realitas baru di kawasan tersebut," sambil memperingatkan bahwa langkah tersebut menimbulkan "ancaman langsung terhadap keamanan regional dan internasional."
Sumber: ANTARA