Kemenlu Pantau Kondisi WNI di Nepal

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Sep 2025, 22:15
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu 10 September 2025. (ANTARA/HO-Rahmat) Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu 10 September 2025. (ANTARA/HO-Rahmat) (Antara)

Ntvnews.id, Surabaya - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terus memantau perkembangan situasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Nepal pasca-kerusuhan yang sempat terjadi, meski saat ini kondisi dilaporkan mulai kondusif.

"Mudah-mudahan kondisi semakin membaik," kata Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu, 10 September 2025.

Ia menjelaskan bahwa bandara internasional di Nepal sudah kembali beroperasi, sementara komunikasi dengan para WNI dilakukan secara intensif. Berdasarkan data Kemenlu, terdapat 57 WNI yang bermukim di Nepal serta 43 lainnya merupakan delegasi yang menghadiri sejumlah konferensi dan pertemuan.

"Berdasarkan komunikasi terakhir, tak ada korban, namun kami terus melakukan langkah-langkah kontinjensi," ujarnya.

Terkait kemungkinan evakuasi, Judha menegaskan langkah tersebut akan ditempuh bila kondisi di lapangan mengharuskan.

Baca Juga: Dasco Harap Presiden dan Kemenlu Bisa Jadi Penengah Konflik Thailand-Kamboja

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menuturkan koordinasi dengan pemerintah pusat terus berjalan untuk menjamin keselamatan seluruh WNI, termasuk apabila ada yang berasal dari Jatim.

"Kami masih menunggu informasi tentunya, apakah ada dari WNI tersebut merupakan warga Jawa Timur. Tapi semua terkoordinasi di Kementerian Luar Negeri,” katanya.

Emil juga menambahkan bahwa para WNI yang berada di Nepal bukan merupakan pekerja migran asal Jatim yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, melainkan peserta konferensi.

Sebelumnya, Nepal dilanda demonstrasi besar yang dipimpin kalangan muda sebagai protes atas pemblokiran media sosial, sebelum berkembang menjadi aksi antikorupsi. Kerusuhan tersebut menewaskan Rajyalaxmi Chitrakar, istri mantan Perdana Menteri Nepal, dan diikuti runtuhnya pemerintahan sipil setelah militer mengambil alih kekuasaan usai mundurnya PM KP Sharma Oli dan Presiden Ram Chandra Poudel.

(Sumber: Antara)

x|close