Orang Tua Affan Kurniawan Berkaca-kaca Cerita Kematian Anaknya: Pelaku Harus Dihukum Seberat-beratnya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Sep 2025, 11:08
thumbnail-author
Adiantoro
Penulis
thumbnail-author
Editor
Bagikan
Tim Abraham Nusantara TV bersama orang tua Affan Kurniawan, Zulkifli dan Herlina. Tim Abraham Nusantara TV bersama orang tua Affan Kurniawan, Zulkifli dan Herlina.

Ntvnews.id, Jakarta - Tragedi mewarnai aksi unjuk rasa di sekitar Gedung DPR RI, Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/8/2025). 

Seorang pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan (21), meninggal dunia dalam aksi unjuk rasa tersebut.

Jenazah Affan segera dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pasca insiden. Kabar duka ini menyebar cepat dan mengundang gelombang simpati luas, terutama dari komunitas ojek online dan masyarakat sekitar.

Keesokan harinya, Jumat (29/8/2025), ribuan rekan sesama pengemudi ojek online turut mengiringi jenazah Affan menuju tempat peristirahatan terakhir di TPU Karet Bivak, Tanah Abang. 

Iring-iringan duka itu membanjiri jalanan ibu kota sebagai bentuk penghormatan dan solidaritas atas gugurnya seorang rekan di tengah tugas mencari nafkah.

Affan, yang dikenal sebagai sosok pendiam dan pekerja keras, tutup usia saat sedang mengantarkan pesanan pelanggan.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Listyo Sigit Prabowo, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada keluarga korban. Dia berkomitmen mengusut tuntas kasus ini secara profesional dan transparan.

Presiden Prabowo Subianto turut angkat suara. Kepala Negara memerintahkan agar kasus ini segera diproses cepat, terbuka, dan adil, agar publik dapat mengikuti jalannya proses hukum secara langsung tanpa rekayasa.

Dalam perkembangan penyelidikan, Divisi Propam Polri menyatakan tujuh anggota Brimob telah melanggar kode etik profesi kepolisian. Mereka kini ditempatkan dalam penahanan khusus (patsus) sambil menunggu proses hukum lebih lanjut.

Kadiv Propam, Irjen Pol Abdul Karim, menegaskan ketujuh anggota tersebut telah terbukti melakukan pelanggaran dan akan ditindak tegas sesuai peraturan yang berlaku.

Tim Abraham Nusantara TV menyambangi rumah duka Affan Kurniawan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Di sebuah rumah kontrakan kecil di Jalan Cepu, RT 03 RW 06, kisah tentang pribadi almarhum terkuak dari keluarga dan tetangga sekitar.

Reza, teman dekat Affan, mengungkapkan Affan sangat aktif sebagai anggota Karang Taruna di wilayahnya.

"Sehari-hari dia narik ojol. Sebelumnya kerja jadi satpam di portal satu pintu sini. Dia jadi tulang punggung keluarga," ujar Reza saat berbincang dengan jurnalis senior Nusantara TV Abraham Silaban dalam program "Abraham", Senin, 1 Agustus 2025.

Dia dan rekan-rekannya tidak menyangka jika Affan harus mengalami peristiwa tragis ini.

"Saya dan termasuk rekan-rekan yang lain juga enggak nyangka. Dua hari sebelum kejadian, saya masih sempat ketemu, pas almarhum mau berangkat ngojek. Nggak nyangka kejadian begini. Orangnya pendiam dan sopan," lanjutnya.

Reza menyebut Affan wafat saat sedang bekerja, usai mengantar pesanan. Dia menyebut kepergian temannya layaknya syahid.

"Alhamdulillah, saya ikut mengantarkan sampai ke liang lahat. Meninggalnya pas lagi mencari nafkah untuk keluarganya, bisa dibilang syahid. Saya dapat info kalau dia habis mengantarkan orderan (makanan)," tambah Reza.

Dia berharap untuk para tersangka dapat dihukum seberat-beratnya. "Harapan semua, terutama kawan-kawan, keluarga, bahkan teman seperjuangannya, ojol, untuk para tersangka dapat dihukum seberat-beratnya, seadil-adilnya, dan transparan," tambah Reza.

Ketua RT setempat, Aka, mengungkapkan banyak tokoh masyarakat dari berbagai kota datang memberikan ucapan duka, bahkan beberapa tokoh nasional secara mendadak hadir.

"Ada yang datang dari Bima, Semarang. Bahkan pejabat dan public figure. Saya juga sempat hadir saat Pak Kapolri datang ke RSCM. Beliau janji proses hukum dijalankan seadil-adilnya," ujar Aka.

Dia juga menjelaskan, Affan tinggal bersama orang tuanya di rumah kontrakan sederhana. Ibunya pernah bekerja sebagai buruh cuci, sementara ayahnya juga berprofesi sebagai pengemudi ojol.

Ayah Affan, Zulkifli, mengenang putranya sebagai anak penuh inisiatif dan tidak pernah membebani orang tua.

"Usianya 21 tahun, dia putus sekolah, sampai SMP kelas 2, dikeluarkan, dan dia bekerja. Saya dan ibunya tidak menyuruh, dia punya inisitif sendiri untuk bantu keluarga," sebut Zulkifli.

Lebih lanjut, dia mengatakan, sebelum bekerja sebagai ojol, Affan bekerja sebagai security. "Dia kerja jaga portal, lalu jadi ojol karena gaji security-nya cuma sejuta. Dia bantu keluarga, bantu ibunya, enggak pernah minta apa-apa ke saya," imbuhnya.

Zulkifli mengenang malam sebelum tragedi, dia sedang mencari pinjaman Rp1,5 juta untuk membayar motor. Zulkifli berniat meminjam kepada Affan, namun tak sempat. Beberapa saat kemudian, kabar duka itu datang.

"Anak saya yang besar teriak bilang Affan meninggal. Dunia saya runtuh. Saya sedang bingung uang, anak malah meninggal. Tapi saya hanya ingin ada pertanggungjawaban. Enggak nuntut macam-macam," cetusnya.

Zulkifli menyebut, meski keluarganya tidak mampu, Affan adalah anak yang dermawan. Affan bahkan pernah membantu keluarga lain membayar cicilan motor secara tunai.

"Motor yang dia pakai saat kejadian itu hasil kerja kerasnya. Dia enggak pernah nyusahin saya. Kalau ada keluarga kesusahan, dia bantu. Dia juga nggak pernah neko-neko, uang hasil kerja disisihkan untuk bantu orang. Saya, ibunya, neneknya, sama keponakannya dibagi-bagi. Kalau lagi mereka berkunjung, mungkin ada Rp5.000, Rp10.000 dikasih sama Affan dari hasil kerjanya," ungkap Zulkifli.

Ibunda Affan, Herlina, tak kuasa menahan tangis saat mengingat putranya yang dikenal sangat bertanggung jawab.

"Sama orang tua, saudara maupun adiknya baik. Anaknya pendiam, enggak pernah banyak omong. Kalau pulang ngojol langsung masuk kamar, istirahat, pagi berangkat lagi. Hujan pun tetap kerja. Enggak pernah nuntut sama orang tua dalam hal apapun. Kalau saya lagi masak, ya dia makan, enggak ada, dia beli sendiri, enggak pernah neko-neko," tukas Herlina.

Keluarga, teman, dan masyarakat berharap keadilan benar-benar ditegakkan dalam kasus ini. Sosok Affan Kurniawan meninggalkan luka mendalam bagi orang-orang yang mengenalnya, dan kepergiannya menjadi pengingat akan pentingnya profesionalisme aparat dalam bertugas.

Saksikan laporan lengkap Tim Abraham dari Nusantara TV yang mengunjungi rumah duka mendiang Affan Kurniawan di kawasan Blora, Menteng, Jakarta Pusat.

Program Abraham hadir setiap Senin pukul 20.00 WIB hanya di Nusantara TV.

x|close