Ntvnews.id, Tel Aviv - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memaparkan visinya untuk meraih kemenangan di Gaza, menyusul gelombang kritik dari dalam dan luar negeri terkait rencananya memperluas operasi militer di wilayah tersebut.
Netanyahu menyatakan bahwa militer Israel telah diberi lampu hijau untuk "menghancurkan" dua benteng terakhir Hamas yang berada di Kota Gaza dan Al Mawasi di bagian selatan.
"Kami memiliki sekitar 70 hingga 75 persen wilayah Gaza di bawah kendali Israel, kendali militer. Tapi kami masih memiliki dua benteng yang tersisa, oke? Itu adalah Kota Gaza dan kamp-kamp pusat di Al Mawasi," kata Netanyahu kepada wartawan di Yerusalem, seperti dilansir dari AFP, Selasa, 12 Agustus 2025.
Baca Juga: 4 Jurnalis Al Jazeera Tewas dalam Serangan Israel di Gaza
"Kabinet keamanan Israel telah menginstruksikan IDF untuk menghancurkan dua benteng Hamas yang tersisa di Kota Gaza dan kamp-kamp pusat," tambahnya, merujuk pada militer Israel.
"Ini adalah cara terbaik untuk mengakhiri perang dan cara terbaik untuk mengakhirinya dengan cepat," tegas pemimpin Israel tersebut.
Netanyahu menuturkan bahwa operasi tersebut direncanakan berlangsung dalam waktu singkat, meski ia tidak mengungkapkan secara spesifik berapa lama tepatnya serangan akan dilakukan.
"Saya tidak ingin membahas jadwal pastinya, tetapi kita berbicara dalam jangka waktu yang cukup singkat karena kita ingin mengakhiri perang," ujarnya.
Menanggapi kritik yang datang dari berbagai negara, termasuk dari sekutu dekat seperti Jerman yang berencana menangguhkan pengiriman senjata, Netanyahu menegaskan bahwa Israel siap bertindak sendiri jika diperlukan.
Baca Juga: Korban Tewas Akibat Kelaparan di Gaza Capai 212 Jiwa, Hampir Separuhnya Anak-anak
"Kita akan memenangkan perang, dengan atau tanpa dukungan pihak lain," ujarnya kepada para wartawan.
Ia juga memastikan bahwa warga sipil akan diberi kesempatan untuk meninggalkan "zona pertempuran" sebelum operasi dimulai, dengan menyediakan jalur evakuasi yang aman.
"Kita akan melakukannya dengan terlebih dahulu memungkinkan penduduk sipil untuk meninggalkan daerah pertempuran dengan aman ke zona aman yang telah ditentukan," jelas Netanyahu.
"Di zona aman ini, mereka akan diberikan makanan, air, dan perawatan medis yang cukup," tambahnya.