Ratusan Ribu Warga Eropa Gelar Aksi Solidaritas untuk Palestina

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Agu 2025, 17:25
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Ramses Manurung
Editor
Bagikan
Orang-orang berpartisipasi dalam sebuah aksi unjuk rasa pro-Palestina di London, Inggris, pada 11 November 2023. /Xinhua/Li Ying Orang-orang berpartisipasi dalam sebuah aksi unjuk rasa pro-Palestina di London, Inggris, pada 11 November 2023. /Xinhua/Li Ying (Antara)

Ntvnews.id, London - Ratusan ribu orang di berbagai kota besar Eropa turun ke jalan pada Sabtu 9 Agustus 2025 untuk menyuarakan solidaritas terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza. Mereka menuntut dihentikannya serangan Israel dan segera diberlakukannya gencatan senjata.

Di Inggris, massa memenuhi jalan-jalan di London dalam rangka aksi bertajuk 30th National March for Palestine. Mereka berbaris dari Russell Square menuju kantor Perdana Menteri Inggris dengan mengusung tema “Hentikan Kelaparan di Gaza”.

Palestine Solidarity Campaign (PSC), salah satu penyelenggara aksi nasional pro-Palestina, menulis di platform X sebelum aksi dimulai bahwa Israel telah “secara sistematis membuat warga Gaza kelaparan hingga meninggal.”
“Pemerintah kita harus bertindak untuk menghentikan genosida yang dilakukan Israel,” tulis PSC.

Para peserta aksi mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan berbagai slogan yang mengkritik pemerintah Inggris, yang dianggap turut berperan dalam genosida tersebut.

Di Stockholm, Swedia, ratusan warga juga turun ke jalan untuk menentang rencana Israel menduduki Kota Gaza. Mereka berkumpul di Odenplan sambil membawa spanduk-spanduk yang mengecam serangan Israel serta dukungan Amerika Serikat terhadap Tel Aviv, lalu bergerak menuju Kementerian Luar Negeri Swedia.

Baca Juga: Korban Tewas Akibat Kelaparan di Gaza Capai 212 Jiwa, Hampir Separuhnya Anak-Anak

Rencana pendudukan Gaza oleh Israel itu sebelumnya telah disetujui oleh Kabinet Keamanan Israel pada Jumat 8 Agustus pagi, berdasarkan usulan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Rencana ini mendapat penolakan luas.

Di Amsterdam, Belanda, aksi serupa juga berlangsung dengan fokus menolak rencana pendudukan dan mengkritik dukungan negara-negara Barat terhadap Israel. Massa di sana menuntut agar bantuan kemanusiaan ke Gaza dikirim tanpa hambatan sesegera mungkin.

Kementerian Kesehatan Gaza pada Jumat 8 Agustus melaporkan, 21 warga Palestina tewas dan lebih dari 341 lainnya luka-luka dalam 24 jam terakhir saat berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan. Dengan demikian, jumlah korban tewas saat mencari bantuan sejak 27 Mei telah mencapai 1.743 orang, sementara lebih dari 12.590 lainnya terluka.

Kementerian tersebut juga menyampaikan bahwa dalam kurun 24 jam terakhir, 11 orang – termasuk anak-anak – meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi. Hingga kini, korban tewas karena kelaparan mencapai 212 orang, terdiri dari 98 anak-anak, seiring memburuknya krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Di Spanyol, aksi solidaritas digelar di sejumlah kota, termasuk Madrid. Peserta aksi mengibarkan bendera Palestina, meneriakkan “Akhiri genosida”, dan memukul panci serta wajan sebagai bentuk protes atas kelaparan yang melanda Gaza.

Sementara di Jenewa, ribuan orang berkumpul di Jardin Anglais untuk memprotes kematian akibat kelaparan dan malnutrisi di Gaza yang dinilai sebagai dampak dari blokade Israel. Massa menggelar aksi duduk sambil meneriakkan protes dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Arab. Mereka juga membawa bendera Palestina dan memukul panci serta wajan untuk menarik perhatian terhadap krisis pangan di Gaza, sekaligus menuntut diakhirinya dukungan internasional terhadap penindasan Israel terhadap warga Palestina.

 

(Sumber : Antara)

x|close