Ntvnews.id, Jakarta - Seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Bondowoso menjadi sorotan setelah videonya meminta bantuan Presiden Prabowo Subianto untuk dipulangkan dari Malaysia viral di media sosial.
Dalam rekaman berdurasi 1 menit 33 detik itu, TKW bernama Hartatik menyampaikan keluhannya dari luar negeri.
Hartatik mengungkapkan jika dirinya telah tinggal di Malaysia selama satu dekade. Ia mengaku telah menikah di sana, namun akhirnya melarikan diri karena mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dari sang suami.
"Kepada yang terhormat bapak presiden Prabowo Subianto, dan bapak menteri luar negeri, dan DPR RI bapak Nasim Khan, dan Bupati Bondowoso, Kiai Hamid," ujar Hartatik dalam keterangannya yang dilansir pada Minggu, 3 Agustus 2025.
Dalam pernyataan lanjutannya, Hartatik memperkenalkan diri dan menceritakan penderitaannya selama membina rumah tangga yang penuh kekerasan.
"Perkenalkan nama saya Hartatik. Saya sekarang ada di Malaysia. Sudah 10 tahun saya mengarungi bahtera rumah tangga dan saya mengalami kekerasan dalam rumah tangga," imbuhnya.
Hartatik menyatakan bahwa ia tak bisa kembali ke tanah air karena paspornya disita oleh mantan majikan. Di samping itu, ia juga tidak memiliki biaya untuk pulang.
"Namun paspor saya ditahan oleh majikan saya sebelumnya sehingga saya tidak bisa mengakses pulang. Dan keterbatasan ongkos saya tidak punya ongkos mohon bantuannya. Bapak Presiden Subianto dan DPR RI Nasim Khan, serta Bupati Bondowoso Kiai Hamid, Saya ingin pulang ke Indonesia. Saya mohon bantuannya tolong saya," ujarnya.
Merespons video yang viral tersebut, Direktur Nasim Khan Indonesia (NKI), Aurangzeb, mengatakan pihaknya sudah mendapatkan informasi dan lokasi Hartatik. Ia juga membenarkan bahwa perempuan itu merupakan warga Desa Taal, Kecamatan Tapen, Bondowoso.
Aurangzeb juga menyatakan bahwa pernikahan Hartatik dengan pria asal Malaysia benar terjadi, namun wanita itu kerap mendapat perlakuan kasar dari suaminya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa anggota DPR RI Nasim Khan yang disebut oleh Hartatik sudah berkoordinasi dengan pihak Direktorat Perlindungan WNI. Upaya pemulangan Hartatik pun tengah diusahakan.
"Direktur Perlindungan WNI sudah bergerak mengawal. Insyaallah kita usahakan ke sana," tandasnya.