Pemerintahan Baru Korsel Ajak Dialog, Korut Tolak Mentah-mentah

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Jul 2025, 13:49
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Arsip foto - Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un, saat menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Mausoleum Ho Chi Minh di Hanoi, Vietnam, 2 Maret 2019. ANTARA/Reuters/Jorge Silva/as. Arsip foto - Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un, saat menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Mausoleum Ho Chi Minh di Hanoi, Vietnam, 2 Maret 2019. ANTARA/Reuters/Jorge Silva/as. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Korea Utara secara resmi menolak ajakan dialog dari Korea Selatan dalam pernyataan perdananya sejak Presiden Lee Jae Myung resmi menjabat pada Juni 2025. Pernyataan ini disampaikan pada Senin, 28 Juli 2025, dan menjadi sinyal awal bahwa hubungan antar-Korea masih berada dalam ketegangan tinggi.

Dalam pernyataan yang disiarkan oleh Korean Central News Agency (KCNA), Kim Yo Jong — saudara perempuan dari pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, yang juga merupakan pejabat senior rezim — menyampaikan penolakan tegas terhadap kemungkinan dialog dengan Seoul.

Ia berkata, “Apa pun kebijakan yang diambil atau apa pun usulan yang dibuat di Seoul, kami tidak tertarik.”

Menurut Kim Yo Jong, tidak ada alasan yang dapat membenarkan pertemuan antara kedua Korea saat ini. Ia mengkritik keras pemerintahan Presiden Lee yang dinilai terlalu mengandalkan Amerika Serikat dan meneruskan pendekatan konfrontatif serupa dengan pemimpin sebelumnya.

Baca JugaMenhut Raja Juli Siap Buka Daftar Tersangka Pembakaran Lahan Nasional

Ia menegaskan, pemerintahan Lee menunjukkan “kepercayaan buta” terhadap kerja sama dengan Washington dan tengah berusaha untuk “berkonfrontasi” dengan Pyongyang, yang menurutnya sangat menyerupai kebijakan dari Yoon Suk Yeol, presiden sebelumnya.

Lebih lanjut, Kim menegaskan bahwa “Korea Selatan tidak akan pernah menjadi mitra rekonsiliasi dan kerja sama.”

Sebagai bagian dari inisiatif untuk meredakan ketegangan, Presiden Lee sebelumnya telah memerintahkan penghentian siaran propaganda melalui pengeras suara di sepanjang perbatasan dengan Korea Utara. Program siaran ini sebelumnya kembali diaktifkan di masa pemerintahan Yoon, setelah dihentikan selama enam tahun.

Namun langkah Presiden Lee itu dianggap tidak berarti oleh Kim Yo Jong. Ia menyebut penghentian siaran itu hanya sebagai “pembalikan sementara atas tindakan yang seharusnya tidak dilakukan sejak awal.”

Baca JugaAir Danau Toba Berwarna Cokelat, Bobby Nasution Buka Suara

Kim menolak menganggap langkah tersebut sebagai upaya yang layak diapresiasi. Ia bahkan menilai bahwa percaya langkah-langkah simbolis seperti itu bisa menghapus kerusakan hubungan yang sudah terjadi adalah sebuah kesalahan fatal.

“Kesalahan perhitungan jika Korea Selatan percaya mereka dapat membalikkan semua dampak yang telah terjadi hanya dengan beberapa kata yang sentimental,” katanya.

Menanggapi laporan media Korea Selatan yang berspekulasi bahwa Kim Jong Un mungkin diundang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC di Gyeongju yang direncanakan pada November 2025, Kim Yo Jong memberikan tanggapan sinis. Ia menyebut bahwa Presiden Lee sedang “bermimpi di siang bolong."

Presiden Lee Jae Myung sendiri mulai menjalankan tugas sebagai presiden pada awal Juni 2025. Ia menggantikan Yoon Suk Yeol yang sempat memicu instabilitas politik nasional akibat pemberlakuan darurat militer dalam waktu singkat menjelang akhir masa jabatannya. 

(Sumber: Antara)

x|close