Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia menegaskan bahwa tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak dalam bentrokan bersenjata antara pasukan militer Kamboja dan Thailand.
Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, yang menyebut bahwa informasi tersebut diperoleh melalui pemantauan langsung yang dilakukan bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh, Kamboja, serta KBRI di Bangkok, Thailand.
"Berdasarkan pemantauan dan komunikasi dengan berbagai pihak, tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban konflik bersenjata tersebut," kata Judha dalam pernyataan tertulis, dikutip dari Antara, Senin, 28 Juli 2025.
Judha juga menambahkan bahwa pihak KBRI di kedua lokasi telah mengeluarkan seruan keamanan kepada seluruh WNI.
Baca Juga: Perang Kamboja-Thailand, Istana Pastikan WNI Aman dan Sudah Siapkan Mitigasi
WNI diimbau untuk lebih waspada, menghindari wilayah yang berisiko, dan terus memperbarui informasi terkait situasi keamanan dari sumber resmi seperti pemerintah setempat maupun media massa, jelas Judha.
Selain itu, Judha menegaskan pentingnya agar WNI segera menghubungi perwakilan diplomatik Indonesia jika menghadapi keadaan darurat, baik di wilayah Kamboja maupun Thailand.
Untuk keperluan tersebut, KBRI Phnom Penh dapat dihubungi melalui nomor +855-12-813-282, sementara KBRI Bangkok bisa dihubungi di +66-92-903-1103.
Baca Juga: Diplomasi Kemlu Berhasil, Selebgram WNI yang Ditahan di Myanmar dapat Dipulangkan
Sementara itu, ketegangan antara Thailand dan Kamboja kembali meningkat sejak hari Kamis, yang dipicu oleh perselisihan lama terkait kepemilikan atas Candi Preah Vihear situs warisan dunia UNESCO yang berasal dari abad ke-11.
Situasi memanas usai serangkaian insiden, termasuk ledakan ranjau darat dan saling pengusiran diplomat, yang kemudian memicu bentrokan militer di perbatasan kedua negara. Serangan artileri dan roket dilaporkan terjadi di sekitar area candi tersebut.
Dalam pernyataan sebelumnya, Kemlu RI menyampaikan keyakinannya bahwa kedua negara akan mampu menyelesaikan konflik ini secara damai sesuai dengan "prinsip-prinsip yang tercermin dalam Piagam ASEAN dan Traktat Persahabatan dan Kerja Sama."