Ntvnews.id, Jakarta - Nama Ibrahim Arief, mantan Staf Khusus Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) periode 2019–2022, kini menjadi sorotan publik. Ia tengah diperiksa oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait dugaan korupsi dalam pengadaan Chromebook.
Penyidik Kejagung disebut akan mendalami lebih jauh peran Ibrahim, termasuk kemungkinan kedekatannya dengan mantan Mendikbudristek, Nadiem Makarim. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar.
“Akan didalami oleh penyidik untuk melihat nanti apakah ada juga kedekatan dengan pihak-pihak lain atau seseorang misalnya, atau tokoh apapun,” ujar Harli saat ditemui di Gedung Penkum Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa, 15 Juli 2025.
Profil Ibrahim Arief
Sejauh ini, status hukum Ibrahim Arief masih sebagai saksi. Namun, penyidik telah menggeledah apartemennya di kawasan Jakarta Selatan. Penggeledahan itu menjadi bagian dari upaya mendalami alur dugaan tindak pidana korupsi pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek sepanjang 2019–2022.
Dikutip dari akun LinkedIn-nya, Ibrahim Arief dikenal memiliki latar belakang teknologi yang kuat. Ia pernah menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) GovTech Edu pada periode 2020–2024, sebuah lembaga yang berada di bawah Kemendikbudristek.
GovTech Edu berperan dalam integrasi layanan digital pemerintah untuk mendukung pembelajaran dan pengajaran berkualitas. Sebelum bergabung dalam pemerintahan, Ibrahim memulai karier teknologinya di industri startup.
Ia bergabung dengan Bukalapak pada 2016 dan sempat menduduki posisi strategis sebagai VP of Engineering dan VP of R&D. Ia menjadi bagian dari tim yang membawa Bukalapak meraih status unicorn di Indonesia.
Pada 2019, Ibrahim melanjutkan kariernya ke sektor fintech dengan bergabung ke OVO. Di sana, ia bertanggung jawab atas rekrutmen serta pengembangan tim teknologi. Setelah menyelesaikan masa jabatannya di pemerintahan, Ibrahim kembali ke dunia teknologi dan mendirikan perusahaan berbasis kecerdasan buatan bernama Asah AI.
Di perusahaan itu, ia menjabat sebagai Co-Founder dan CTO. Ibrahim sendiri merupakan lulusan program Master Erasmus Mundus CIMET, program internasional di bidang teknologi informasi dan citra digital.
Nadiem Makarim Tanggapi Isu DPO
Sementara itu, mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim yang namanya sempat dikaitkan dengan isu buron dalam kasus yang sama, akhirnya buka suara melalui pengacaranya, Hotman Paris Hutapea. Dalam konferensi pers yang digelar di The Dharmawangsa Jakarta, Selasa (10/6/2025), Hotman membantah kabar bahwa kliennya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Kejagung.
“Enggak, dari kemarin Nadiem ada di Jakarta. Dia siap setiap waktu, dia sudah bilang tadi kooperatif. Bagaimana DPO? Dia ada di sini, sehat walafiat. Enggak benar,” tegas Hotman.
Hotman juga menambahkan bahwa konferensi pers tersebut digelar untuk menunjukkan bahwa Nadiem tidak menghindar dari proses hukum.
“Justru tujuan dilakukan konpers ini adalah untuk menerangkan ke publik bahwa Nadiem itu akan kooperatif, menghargai kewenangan Kejaksaan, dan siap setiap waktu. Dan membantah seolah-olah kabur atau ke mana, ada di dalam negeri,” tambahnya.