Laporan LPEM FEB UI Ungkap 45.000 Sarjana Putus Asa Cari Kerja, Apa Penyebabnya?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Des 2025, 15:16
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Peserta Magang Nasional Batch 2 mengantre masuk ke dalam acara pembukaan di wilayah Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Jakarta, Rabu 26 November 2025. ANTARA/Aria Ananda. Peserta Magang Nasional Batch 2 mengantre masuk ke dalam acara pembukaan di wilayah Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Jakarta, Rabu 26 November 2025. ANTARA/Aria Ananda. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menyoroti kembali munculnya fenomena penduduk yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan karena putus asa. 

Fenomena ini dinilai sebagai sinyal penting dalam membaca kondisi kesehatan pasar tenaga kerja Indonesia yang tidak sepenuhnya tercermin dalam angka pengangguran terbuka.

Dalam laporan terbarunya, LPEM FEB UI menjelaskan fenomena penduduk yang putus asa dalam mencari pekerjaan perlu diperhatikan sebagai sinyal kebijakan yang penting. 

Menurutnya meski tidak menambah tekanan pada tingkat pengangguran terbuka (TPT), keberadaan mereka mengindikasikan bahwa pemulihan pasar kerja belum benar-benar terjadi.

"Kelompok ini mungkin tidak menimbulkan tekanan langsung pada statistik pengangguran, tetapi mereka mencerminkan bentuk underutilisation yang tidak terlihat. Keberadaan mereka menantang asumsi bahwa pasar kerja pulih hanya karena TPT menurun," tulis LPEM FEB UI dikutip, Kamis 4 Desember 2025.

Baca juga: Purbaya Usulkan Magang Nasional Juga Menjangkau Lulusan SMK

Data menunjukkan jumlah penduduk yang tidak bekerja dan tidak mencari kerja karena putus asa meningkat dari sekitar 1,68 juta orang pada Februari 2024 menjadi 1,87 juta orang pada Februari 2025.

Semangat para pejuang ikut Job Fair di Jababeka <b>(INFOBEKASI)</b> Semangat para pejuang ikut Job Fair di Jababeka (INFOBEKASI)

Lonjakan sekitar 11 persen ini dinilai sebagai peringatan yang tidak boleh diabaikan pemerintah.

Salah satu temuan penting adalah keberadaan sekitar 45.000 lulusan S1 dan lebih dari 6.000 lulusan pascasarjana yang masuk kategori putus asa mencari kerja. 

Meski proporsinya kecil dibanding total angkatan kerja, fenomena ini mencerminkan persoalan struktural yang lebih dalam.

LPEM FEB UI menilai lulusan pendidikan tinggi biasanya menghadapi hambatan yang berbeda, diantaranya ketidaksesuaian antara bidang studi dan peluang kerja.

Hambatan selanjutnya adalah ekspektasi gaji yang tidak terpenuhi, hingga diskriminasi usia bagi mereka yang baru memasuki pasar kerja di usia lebih matang.

Baca juga: BRIN Siapkan Ekosistem Riset Jangka Panjang untuk Lulusan Sekolah Garuda dan Sekolah Unggulan

"Kelompok ini biasanya menghadapi hambatan yang berbeda, misalnya harapan upah yang tidak terpenuhi, mismatch antara bidang studi dan peluang kerja, serta persepsi diskriminasi usia bagi lulusan yang baru memasuki pasar kerja di usia yang lebih matang," bebernya.

Fenomena ini dinilai menunjukkan bahwa keputusasaan bukan monopoli kelompok berpendidikan rendah, melainkan dapat timbul ketika janji mobilitas naik dari pendidikan tinggi tidak terwujud.

x|close