PHK Meningkat di Jabar, Pabrik Olahan Nanas Dompet Dhuafa Jadi Angin Segar Lapangan Kerja Baru

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Nov 2025, 14:14
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Jajaran Pengurus Dompet Dhuafa Jajaran Pengurus Dompet Dhuafa (Dok NTVNews: Dedi)

Ntvnews.id, Subang - Lonjakan pemutusan hubungan kerja (PHK) di Jawa Barat dalam beberapa bulan terakhir menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Di tengah situasi tersebut, hadirnya Industri Komunal Olahan Nanas (IKON) milik Dompet Dhuafa di Subang dinilai mampu membuka peluang kerja baru dan menghadirkan harapan bagi masyarakat terdampak.

Asisten Daerah Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Jawa Barat, H. Sumasna, ST, MUM, mengungkapkan bahwa angka PHK di Jabar meningkat signifikan sepanjang 10 bulan terakhir. 

“Ada laporan sekitar 15 ribu pekerja terkena PHK. Ini angka yang tidak kecil bagi Jawa Barat,” ujarnya saat menghadiri peresmian IKON di Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Subang, pada Rabu, 26 November 2025.

Sumasna menilai model industri komunal seperti yang dikembangkan Dompet Dhuafa jauh lebih adaptif dibanding industri skala besar. Menurutnya, banyak pekerja terdampak PHK kesulitan kembali bekerja karena lapangan kerja di pabrik besar memerlukan spesifikasi tertentu. Sementara itu, industri sosial seperti IKON membuka akses yang lebih luas.

Baca Juga: Dompet Dhuafa Resmikan Industri Komunal Olahan Nanas di Subang

“Peluang kerja di sini jauh lebih realistis. Seleksi karyawan memungkinkan dipelajari, sehingga orang yang baru saja kehilangan pekerjaan tetap punya kesempatan masuk,” ujarnya. 

Ia juga menyebut beberapa pekerja IKON merupakan warga lokal lulusan Politeknik Negeri Subang yang kini terserap sebagai bagian dari tim produksi.

Saat ini, pabrik yang mengolah nanas menjadi selai, puree, dan konsentrat itu mempekerjakan 15 karyawan tetap serta melibatkan hampir 50 petani binaan. Efek pemberdayaan menyebar lebih luas melalui skema kepemilikan komunal: sebanyak 1.000 warga, mulai dari petani, janda, hingga mustahik, menjadi pemegang saham, sehingga berhak atas keuntungan pabrik.

Menurut Sumasna, model seperti ini bukan hanya membuka lapangan kerja, tetapi juga menciptakan fondasi kemandirian ekonomi baru. 

“Ketika masyarakat jadi pemilik, bukan sekadar pekerja, dampaknya jauh lebih besar. Mereka punya masa depan, bukan hanya upah per bulan,” katanya.

Baca Juga: Dompet Dhuafa Sabet Penghargaan Indonesia’s SDGs Action Awards

IKON sendiri dibangun sebagai pabrik pengolahan buah berteknologi modern dengan kapasitas produksi hingga 10 ton nanas segar per hari. Dompet Dhuafa juga menyiapkan perluasan pemanfaatan pabrik untuk mengolah mangga, stroberi, hingga cabai jika ke depan kebutuhan pasar berubah.

Sumasna menegaskan bahwa Jawa Barat membutuhkan lebih banyak model investasi sosial berbasis komunitas seperti IKON untuk menahan dampak PHK dan memperluas lapangan kerja. 

“Industri komunal ini harus jadi contoh. Investasi seperti ini lebih cepat menyerap tenaga kerja dan langsung menyentuh ekonomi masyarakat,” tegasnya.

Kehadiran pabrik IKON pun memberi harapan baru bagi warga Subang, terutama di tengah tekanan ekonomi dan ketidakpastian dunia kerja. Dengan melibatkan masyarakat sebagai pemilik sekaligus pelaku utama, pabrik ini diharapkan menjadi pionir industri pemberdayaan yang mampu bertahan dan tumbuh di tengah tantangan ekonomi.

x|close