Ntvnews.id, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin 10 November 2025 pagi bergerak menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap data perekonomian domestik dan global.
Dikutip dari Antara, IHSG dibuka menguat 48,73 poin atau 0,58 persen ke posisi 8.443.32.
Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,38 poin atau 0,63 persen ke posisi 858,88.
"Perhatian investor tertuju pada rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks Penjualan Riil (IPR)," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya.
Baca juga: Usai Putusan Pailit, BEI Lanjutkan Suspensi Saham TELE
Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks Penjualan Riil (IPR) periode Oktober 2025 oleh Bank Indonesia (BI).
Data ini akan mencerminkan kekuatan konsumsi rumah tangga sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Dari mancanegara, pelaku pasar global menantikan dua data penting pada pekan ini, yaitu inflasi data Amerika Serikat (AS) periode Oktober 2025, serta data ekonomi China.
Data inflasi AS yang stabil di level 3,0 persen atau turun berpotensi mendorong pemangkasan suku bunga The Fed, melemahkan dolar, dan menguatkan IHSG serta rupiah. Namun, apabila inflasi naik ke level 3,1-3,2 persen (yoy), dolar AS berpotensi menguat dan rupiah bisa tertekan.
Di sisi lain, para ekonom memperkirakan government shutdown di AS telah menyebabkan penurunan sekitar 60.000 pekerjaan dan kenaikan tingkat pengangguran menjadi 4,5 persen. Government shutdown AS juga mulai berdampak pada aktivitas ekonomi riil.
Menteri Transportasi AS Sean Duffy mengumumkan pemangkasan 10 persen penerbangan di 40 bandara besar akibat kekurangan pengendali lalu lintas udara yang bekerja tanpa gaji sejak Oktober. Sehingga, sekitar 3.500 hingga 4.000 penerbangan per hari terancam terdampak, dan hingga Jumat pagi lebih dari 700 penerbangan telah dibatalkan.
Baca juga: Danantara Targetkan Kepemilikan Saham Minimal 30 Persen di Setiap Proyek WTE
Pada perdagangan Jumat (7/11/2025), bursa saham Eropa ditutup melemah, diantaranya Euro Stoxx 50 melemah 0,80 persen, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,55 persen, indeks DAX Jerman melemah 0,69 persen, serta indeks CAC Prancis melemah 0,18 persen.
Bursa saham AS di Wall Street ditutup variatif pada Jumat (7/11/2025), diantaranya Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,16 persen ditutup di level 46.987,10, indeks S&P 500 menguat 0,13 persen ke level 6.728,80, indeks Nasdaq Composite melemah 0,28 persen dan ditutup di level 25.059,81.
Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 518,63 poin atau 0,97 persen ke 50.768,00, indeks Shanghai menguat 59,00 poin atau 0,13 persen ke 4.002,42, indeks Hang Seng menguat 126,67 poin atau 0,34 persen ke 26.382,50, dan indeks Strait Times melemah 30,81 poin atau 0,69 persen ke 4.461,07.
Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin 10 November 2025 di Jakarta menguat sebesar 16 poin atau 0,10 persen menjadi Rp16.674 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.690 per dolar AS.
Ilustrasi grafik saham