IHSG Dibuka Menguat 8.107, Rupiah Melemah Rp16.613 per Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Okt 2025, 10:44
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi grafik pasar uang dan pasar saham dunia pasca pengumuman tarif kombinasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ilustrasi grafik pasar uang dan pasar saham dunia pasca pengumuman tarif kombinasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Antara)


Ntvnews.id
, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi 29 Oktober 2035 bergerak menguat seiring optimisme pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada Kamis (30/10) dini hari waktu Indonesia.

Dikutip dari Antara, IHSG dibuka menguat 14,75 poin atau 0,18 persen ke posisi 8.107,38.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,57 poin atau 0,07 persen ke posisi 822,04.

"IHSG berpeluang rebound hari ini setelah dua hari melemah, dengan koreksi yang mulai mengecil dan sentimen positif menjelang keputusan suku bunga The Fed yang diperkirakan akan kembali dipangkas,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp15.000, Segram Jadi Rp2.267.000

Dari mancanegara, pelaku pasar menantikan keputusan The Fed yang diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga, serta potensi sinyal pemangkasan lanjutan.

Pelaku pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps ke kisaran 3,75-4 persen, yang mana akan menjadi level terendah sejak Desember 2022.

Pemangkasan dilakukan di tengah kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menantang, dengan inflasi dan pasar tenaga kerja sama-sama melemah.

Namun, para pejabat The Fed masih terbelah antara perlunya pemangkasan lanjutan atau mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk mengendalikan inflasi.

Selain itu, sentimen berasal dari meredanya ketegangan antara AS dan China menjelang pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping ,yang diharapkan menghasilkan kemajuan dalam pembicaraan dagang.

Dari kawasan Asia, pelaku pasar mencermati pertemuan antara Presiden Trump dan PM Jepang Takaichi pada Selasa (28/10), yang menyepakati perjanjian kerangka kerja untuk mengamankan pasokan mineral tanah jarang.

Baca juga: Polri Tegaskan Komitmen Penegakan Hukum dan Penguatan Tata Kelola Industri Timah

Selain itu, Jepang akan menawarkan paket investasi AS berdasarkan kesepakatan tahun ini senilai 550 miliar dolar AS, termasuk pembuatan kapal serta peningkatan pembelian kedelai AS, gas alam dan truk pick up.

Dari dalam negeri, pemerintah berencana menerapkan kebijakan biodiesel B50 pada 2026, meningkatkan kandungan biodiesel berbasis CPO dalam BBM Solar.

Untuk memenuhi kebutuhan tambahan CPO, pemerintah mempertimbangkan pengurangan ekspor, penerapan domestic market obligation (DMO), peningkatan produksi, hingga pembukaan lahan sawit baru.

Pada perdagangan Selasa (28/10), bursa saham Eropa ditutup mayoritas melemah, diantaranya Euro Stoxx 50 melemah 0,14 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,4 persen, indeks DAX Jerman melemah 0,12 persen, serta indeks CAC Prancis melemah 0,27 persen.

Bursa saham AS di Wall Street ditutup kompak menguat pada perdagangan Selasa (28/10), diantaranya Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,34 persen ditutup di level 47.706,60, indeks S&P 500 menguat 0,23 persen ke level 6.891,51, indeks Nasdaq Composite menguat 0,80 persen dan ditutup di level 26.012,75.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 1.005,82 poin atau 2,00 persen ke 51.253,00, indeks Shanghai menguat 6,45 poin atau 0,17 persen ke 3.994,25, indeks Hang Seng melemah 87,56 poin atau 0,33 persen ke 25.346,50, dan indeks Strait Times melemah 12,14 poin atau 0,27 persen ke 4.437,07.

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Rabu 29 Oktober 2025 di Jakarta melemah sebesar 5 poin atau 0,03 persen menjadi Rp16.613 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.608 per dolar AS.

x|close