IHSG Dibuka Naik, Rupiah Melemah ke Rp16.715 per Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Nov 2025, 10:23
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi grafik saham Ilustrasi grafik saham

Ntvnews.id, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa pagi 4 November 2025 bergerak menguat seiring pelaku pasar menyambut positif kinerja emiten-emiten melalui laporan keuangan periode kuartal III-2025.

Dikutip dari Antara, IHSG dibuka menguat 0,87 poin atau 0,01 persen ke posisi 8.275,95. 

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,63 poin atau 0,07 persen ke posisi 843,35.

"IHSG diprediksi melanjutkan penguatan dengan kisaran support 8.210/8.145 dan resist 8.340/8.405,” sebut Tim Riset CGS Sekuritas dalam kajiannya.

Baca juga: Prabowo Minta KAI Kurangi Kepadatan Penumpang KRL dan Tambah Gerbong Khusus Perempuan

Tim Riset CGS Sekuritas menyebutkan berbagai sentimen positif dari dalam negeri maupun mancanegara yang mendorong penguatan IHSG.

Sentimen itu, di antaranya menguatnya mayoritas indeks di bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street, berlanjutnya aksi beli investor asing, naiknya harga beberapa komoditas, serta kinerja laporan keuangan emiten-emiten pada kuartal III-2025 .

Data ekonomi dari dalam negeri, di antaranya inflasi Indonesia periode Oktober 2025 tercatat sebesar 0,28 persen month to month (mtm) atau 2,86 persen year on year (yoy), kemudian, indeks PMI Manufaktur meningkat ke level 51,2 pada Oktober 2025, dan neraca perdagangan tercatat surplus 4,34 miliar dolar AS pada September 2025

Dari mancanegara, indeks manufaktur AS (ISM Manufacturing PMI) turun ke level 48,7 pada Oktober 2025 dari sebelumnya 49,1 pada bulan sebelumnya, atau lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 49,5.

Penurunan itu menandai delapan bulan berturut-turut sektor manufaktur AS berada dalam fase kontraksi. Aktivitas produksi, pesanan baru dan tenaga kerja semuanya mengalami penurunan, sementara tekanan harga mereda dan pengiriman pemasok melambat.

Di sisi lain, pelaku pasar menantikan rilis data The Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) AS, yang menjadi penting karena data ketenagakerjaan sedang menjadi issue utama dan menjadi patokan sikap The Fed berikutnya.

Pada perdagangan Senin (03/11), bursa saham Eropa ditutup variatif, di antaranya Euro Stoxx 50 menguat 0,30 persen, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,16 persen, indeks DAX Jerman menguat 0,73 persen, serta indeks CAC Prancis melemah 0,14 persen.

Baca juga: Trump Ancam Stop Dana Federal Jika Zohran Mamdani Menang Wali Kota New York

Bursa saham AS di Wall Street juga ditutup variatif pada perdagangan Senin (03/11), di antaranya Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,48 persen ditutup di level 47.336,68, indeks S&P 500 menguat 0,17 persen ke level 6.852,51, indeks Nasdaq Composite menguat 0,44 persen dan ditutup di level 25.972,75.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 49,66 poin atau 0,09 persen ke 52.480,80, indeks Shanghai melemah 2,64 poin atau 0,08 persen ke 3.974,25, indeks Hang Seng menguat 35,64 poin atau 0,02 persen ke 26.194,50, dan indeks Strait Times melemah 8,29 poin atau 0,18 persen ke 4.436,07.

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Selasa 4 November 2025 di Jakarta melemah sebesar 39 poin atau 0,215 persen menjadi Rp16.715 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.676 per dolar AS.

x|close