Ntvnews.id, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan sebanyak 27 rencana serangan terorisme berhasil digagalkan dalam kurun waktu tahun 2023 hingga September 2025.
Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Eddy Hartono menyampaikan bahwa dalam periode tersebut aparat juga melakukan penindakan terhadap 230 orang yang bergabung, membantu pendanaan, serta memberikan dukungan kepada kelompok teroris, dengan total 362 orang telah menjalani proses persidangan.
"Mayoritas merupakan afiliasi ISIS dan berjenis kelamin laki-laki. Ini menggambarkan ancaman terorisme di Indonesia tetap persisten dan adaptif," ujar Eddy dalam acara Pernyataan Pers Akhir Tahun dan Perkembangan Tren Terorisme Indonesia Tahun 2025 di Jakarta, Selasa, 30 Desember 2025.
Dalam pernyataan pers yang dipantau secara daring, Eddy juga menyebutkan keterlibatan 11 perempuan dalam aktivitas terorisme. Peran mereka umumnya berada di balik layar, seperti mengelola grup media sosial, memproduksi konten propaganda, menghimpun dana, serta mengoordinasikan komunikasi jaringan teroris.
Baca Juga: Polri Sukses Cegah Serangan Teroris Sepanjang 2025, 51 Tersangka Ditangkap
konferensi pers akhir tahun BNPT (Dok. NTVNews.id)
Ia menambahkan, pemantauan di ruang digital menunjukkan adanya 137 pelaku aktif yang menyalahgunakan ruang siber untuk aktivitas terorisme. Selain itu, terdapat 32 pelaku yang terpapar secara daring dan kemudian bergabung dengan jaringan, serta 17 pelaku yang melakukan aktivitas terorisme di ruang digital tanpa keterlibatan langsung dengan jaringan tertentu.
Fenomena tersebut, lanjut Eddy, dikenal sebagai self-radicalization, yakni proses radikalisasi terorisme yang terjadi melalui media sosial.
"Nah, ini menunjukkan bahwa risiko penyalahgunaan ruang digital semakin berkembang oleh jaringan terorisme maupun simpatisan terorisme," tuturnya.
Di sisi lain, BNPT juga menemukan 16 kasus pendanaan terorisme yang dilakukan melalui berbagai metode, dengan total dana mencapai Rp5,09 miliar.
Baca Juga: Nigeria dan AS Perkuat Kolaborasi Keamanan Lawan Terorisme ISIS
Kepala BNPT Komjen Eddy Hartono berbicara dalam konferensi pers "Penanganan Anak Rekrutmen Secara Online Terhadap Anak-anak Oleh Kelompok Terorisme" di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa 18 November 2025. (ANTARA/HO-Divisi Humas Polri) (Antara)
Selain itu, Eddy mengungkapkan bahwa proses radikalisasi terhadap kelompok anak usia 10 hingga 17 tahun serta pemuda berusia 18 hingga 30 tahun, yang dilakukan oleh kelompok dewasa berusia 31 hingga 49 tahun, terus mengalami peningkatan dan menjadi perhatian bersama.
Ia menegaskan BNPT terus memperkuat koordinasi dengan aparat penegak hukum melalui kerja sama lintas tahapan, mulai dari pra-ajudikasi, ajudikasi, pasca-ajudikasi, hingga penempatan narapidana terorisme di lembaga pemasyarakatan serta pemberian pelindungan kepada aparat, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2019.
"Sepanjang 2025, BNPT telah melakukan 214 fasilitasi pelindungan dari 379 apgakum yang menangani perkara tindak pidana terorisme agar mereka dapat menjalankan tugas profesinya tanpa intimidasi," ucap Eddy.
Selain itu, BNPT juga memfasilitasi penanganan terhadap 274 kasus tindak pidana terorisme melalui koordinasi antarlembaga penegak hukum guna memastikan seluruh proses penyidikan dan persidangan berjalan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
(Sumber: Antara)
Tangkapan layar - Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Eddy Hartono dalam acara Pernyataan Pers Akhir Tahun dan Perkembangan Tren Terorisme Indonesia Tahun 2025 di Jakarta, Selasa, 30 Desember 2025. (ANTARA/YouTube/humasbnptri/Agatha Olivia Victoria) (Antara)