BNPT Peringatkan Upaya Penyusupan Paham Radikal Lewat Game Online

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Okt 2025, 08:21
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayor Jenderal TNI Sudaryanto (kelima dari kiri) bersama anggota Komisi XIII DPR RI Shadiq Pasadigoe (ketujuh dari kanan) dalam Dialog Kebangsaan Bersama Ormas dan Tokoh Perempuan Dalam Rangka Meningkatkan Toleransi dan Moderasi Beragama di Asrama Haji Padang, Sumatera Barat, Rabu (8/10/2025). Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayor Jenderal TNI Sudaryanto (kelima dari kiri) bersama anggota Komisi XIII DPR RI Shadiq Pasadigoe (ketujuh dari kanan) dalam Dialog Kebangsaan Bersama Ormas dan Tokoh Perempuan Dalam Rangka Meningkatkan Toleransi dan Moderasi Beragama di Asrama Haji Padang, Sumatera Barat, Rabu (8/10/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengingatkan para orang tua, khususnya ibu, untuk lebih mengawasi aktivitas digital anak-anak karena telah ditemukan upaya sistematis kelompok berpaham radikal merekrut generasi muda melalui game online

Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayor Jenderal TNI Sudaryanto mengungkapkan bahwa kini kelompok berpaham radikal mulai menyusup ke dunia digital melalui permainan daring (game online).

“Sekarang sudah ada upaya sistematis dari kelompok berpaham radikal untuk merekrut anak-anak muda lewat game online,” ungkap Sudaryanto dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, 8 Oktober 2025.

Baca Juga: Prabowo Lantik Eddy Hartono Jadi Kepala BNPT

Dalam kegiatan Dialog Kebangsaan Bersama Ormas dan Tokoh Perempuan dalam Rangka Meningkatkan Toleransi dan Moderasi Beragama di Asrama Haji Padang, Sumatera Barat, Sudaryanto mencontohkan penyusupan paham tersebut melalui platform permainan seperti Roblox.

“Dari bermain, anak-anak bisa berkomunikasi dengan orang lain. Setelah tertarik, mereka digiring ke grup WhatsApp atau Telegram tertentu, di mana mulai diberikan pemahaman intoleran dan radikal,” katanya.

Karena itu, ia menegaskan pentingnya peran orang tua, terutama ibu, dalam mengawasi anak saat bermain gim maupun menggunakan ponsel pintar.

Sudaryanto menilai, sering kali orang tua tidak menyadari bahwa anaknya telah perlahan digiring ke arah yang tidak baik. Ia menambahkan bahwa meski tidak ada aksi teror besar di Indonesia saat ini, potensi radikalisme tetap ada dan harus diwaspadai.

Baca Juga: Serangan Beruang Teror Warga Jepang

“Ini tanggung jawab kita bersama, BNPT tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh kolaborasi lintas pihak, dan semua itu dimulai dari rumah, dari peran ibu,” ujarnya.

Ia menegaskan, perempuan memiliki peran penting sebagai benteng keluarga dalam menjaga toleransi, moderasi beragama, serta mencegah masuknya paham radikal.

Menurutnya, perempuan adalah pilar utama dalam keluarga karena dari merekalah nilai-nilai dasar kehidupan seperti toleransi dan moderasi beragama pertama kali ditanamkan.

Sudaryanto juga mengapresiasi kehadiran para tokoh perempuan dan aktivis masyarakat dalam dialog tersebut. Ia berharap kegiatan seperti ini dapat memperkuat narasi moderasi beragama serta memperluas jaringan agen perdamaian di Sumatera Barat.

Baca Juga: Saudi Puncaki Grup B, Indonesia di Posisi Buncit Usai Kalah 2-3

“Saya yakin para ibu di sini adalah tokoh yang bisa menjadi media untuk menyalurkan pesan-pesan toleransi dan moderasi beragama. Mari kita bersama menjaga Sumatera Barat agar tetap damai, toleran, dan sejahtera,” tutur Sudaryanto.

Ia menilai kegiatan tersebut sebagai langkah strategis memperkuat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga dalam menanamkan nilai kebangsaan. Dukungan semua pihak, termasuk Komisi XIII DPR RI, dinilai penting agar semangat toleransi di Indonesia semakin kuat.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi XIII DPR RI Shadiq Pasadigoe mengajak masyarakat, khususnya perempuan, memperkuat peran keluarga untuk mencegah berkembangnya paham intoleran, radikal, dan terorisme.

Menurutnya, Dialog Kebangsaan sangat relevan di tengah maraknya penyebaran ideologi kekerasan melalui media sosial dan dunia digital.

Baca Juga: Polisi Gagalkan Aksi Pembunuh Bayaran di Dekat Tempat Penitipan Anak

“Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas kegiatan ini karena dialog seperti ini penting untuk memperkuat pemahaman moderat agar masyarakat terhindar dari paham yang mengancam keutuhan NKRI,” ujar Shadiq.

Ia menyoroti data BNPT tahun 2023 yang menunjukkan Indonesia berhasil mencatat zero attack terrorism atau nol serangan terorisme, sebuah capaian luar biasa berkat kerja keras semua pihak.

Namun, Shadiq mengingatkan agar masyarakat tidak lengah karena ancaman kini semakin halus dan menyusup melalui ruang digital, terutama lewat media sosial dan permainan daring.

Untuk itu, ia menegaskan Dialog Kebangsaan harus terus digelorakan agar nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan semangat toleransi tertanam kuat di generasi muda.

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian 9 Oktober 2025: Galeri24, Antam dan UBS Meroket Jadi Rp2,3 Juta

Shadiq menyatakan dukungan penuh terhadap program BNPT yang mengedepankan pendekatan humanis, edukatif, dan inklusif dalam menangani persoalan radikalisme. Ia menilai pendekatan tersebut jauh lebih efektif dibandingkan langkah represif.

“Pendekatan yang mengedukasi masyarakat dan memberdayakan keluarga jauh lebih membekas. Semua pihak perlu berpartisipasi aktif, dan saya berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti di Padang saja, tetapi menjadi gerakan berkelanjutan di seluruh Indonesia,” tuturnya.

Kegiatan Dialog Kebangsaan di Padang tersebut merupakan hasil kolaborasi antara BNPT dan Komisi XIII DPR RI. Acara dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai organisasi perempuan di Kota Padang, menghadirkan empat narasumber, yaitu Direktur Pencegahan BNPT Prof. Irfan Idris, Ketua PW Aisyiyah Sumbar Syur’aini M.Pd., dosen UIN Imam Bonjol Ka’bati, dan mantan narapidana terorisme Devi Rusli.

Baca Juga: Bahlil Susun Peraturan Menteri Pengelolaan Tambang UMKM

(Sumber: Antara)

 
 
 
x|close