Anak Bunuh Ibu di Medan Gegara Apus Game Online, Polisi: Tak Ada DNA Ayah di Pisau

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Des 2025, 08:13
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi penusukan. (Antara/Shutterstock) Ilustrasi penusukan. (Antara/Shutterstock)

Ntvnews.id, Jakarta - Polisi telah melakukan pemeriksaan DNA di lokasi putri bunuh ibu kandung di Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut). Termasuk di pisau yang digunakan AL (12) untuk membunuh ibunya, F (42). Hasilnya tak ditemukan DNA ayah AL atau suami F, yang dicurigai netizen sebagai pelaku pembunuhan.

Pemeriksaan ini dilakukan oleh tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sumatra Utara.

"Sudah kita periksa semua DNA di lokasi, tidak ada mengarah ke si bapak," ujar Kasubbid Kimia Biologi Bid Labfor Polda Sumut AKBP Hendri Ginting dalam jumpa pers di Polrestabes Medan, Senin, 29 Desember 2025.

Menurut Hendri, pihaknya cuma menemukan DNA AL dan kakak dari AL pada pisau. DNA ibu ditemukan karena pisau tersebut sering digunakan di dapur.

Sementara DNA si kakak, ditemukan karena tangannya sempat tersayat saat berupaya merebut pisau dari genggaman AL.

Baca Juga: Bunuh Mahasiswi, Bripda MS Terancam Dipecat dan Dibui 20 Tahun

"Selanjutnya darah dari lantai 1 menuju lantai dua, itu adalah DNA kakak. Di dalam kamar lantai dua tidak ditemukan DNA selain kakak," tutur Hendri.

Adapun peristiwa ini bermula, saat korban tidur bersama dua anaknya di kamar lantai satu, Rabu, 10 Desember 2025. AL dan korban tidur di kasur bagian atas, sementara kakak AL tidur di kasur bagian bawah.

Sedangkan suami korban, tidur di lantai dua. Kemudian sekitar pukul 04.00 WIB, AL terbangun dan mengambil pisau untuk melukai korban yang sedang tertidur.

"Adik (AL) mengambil pisau, membuka bajunya, dan melukai korban," ujar Kapolrestabes Medan Kombes Jean Calvin Simanjuntak.

Korban ditikam pelaku sebanyak 26 kali. Sang kakak pun terbangun. Ia terbangun lantaran ditimpa oleh AL dan terkejut melihat AL menikam ibunya berkali-kali.

Kakak dari AL sontak merebut pisau tersebut dan membuangnya di dalam kamar, menyebabkan tangannya tersayat. AL lalu beranjak ke dapur untuk mengambil pisau kecil.

Kala AL hendak masuk kembali ke kamar, sang kakak menutup pintu sehingga pisau yang dipegang AL terjatuh. Panik melihat ibunya bersimbah darah, sang kakak berlari ke lantai dua untuk membangunkan ayahnya.

AL lantas menyusul ke lantai dua dengan kondisi sudah mengenakan baju dan memeluk ayahnya. Ketiganya turun ke lantai satu. Kakak dan ayah mengecek kondisi korban, sementara AL terduduk lemas di sofa ruang tamu.

"Kondisi korban masih hidup dan meminta dipanggil ambulans," kata Calvijn.

Korban sempat meminta minum yang segera dipenuhi oleh si kakak. Suami korban segera menghubungi Rumah Sakit Columbia. Sambil menunggu ambulans, korban kembali dibaringkan di tempat tidur. Sekitar pukul 05.40 WIB, ambulans tiba, tapi korban dinyatakan telah meninggal dunia.

Diketahui, dari hasil pendalaman, AL dan kakaknya sudah 3 tahun berakhir mendapatkan kekerasan dari ibunya. Ini terjadi usai hubungan kedua orang tua mereka tidak harmonis. Aksi kekerasan itu, diduga merupakan pelampiasan si ibu yang marah terhadap suaminya.

x|close