Pemerintah Mulai Relokasi Warga dari TN Tesso Nilo Demi Pemulihan Ekosistem

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Des 2025, 22:02
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis
thumbnail-author
Editor
Bagikan
Menhut Raja Juli Antoni (kiri) dalam penyerahan SK bagi warga yang direlokasi dari TN Tesso Nilo di Desa Bagan Limau, Kabupaten Palalawan, Riau. Menhut Raja Juli Antoni (kiri) dalam penyerahan SK bagi warga yang direlokasi dari TN Tesso Nilo di Desa Bagan Limau, Kabupaten Palalawan, Riau. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah mulai menjalankan program relokasi masyarakat yang bermukim di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya penataan kawasan sekaligus pemulihan ekosistem hutan konservasi yang selama ini mengalami tekanan.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyampaikan bahwa relokasi tersebut merupakan langkah awal pemerintah untuk menyeimbangkan kepentingan perlindungan lingkungan dengan keadilan sosial bagi masyarakat. Hal itu disampaikannya dalam pernyataan yang dikonfirmasi dari Jakarta, Sabtu.

Dalam kunjungannya ke Desa Bagan Limau, Kabupaten Pelalawan, Riau, Menhut mengapresiasi sikap masyarakat yang bersedia berdialog dan menempuh jalan damai dalam proses relokasi.

“Hari ini saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya terutama pada masyarakat Desa Bagan Limau, bapak ibu adalah uswah hasanah menjadi contoh teladan, dimana dialog sebagai rekonsiliasi, sebagai upaya menjadi win win solution, kemenangan bersama. Atas kebesaran hati bapak ibu sekalian dapat terselesaikan,” ujar Menhut Raja Antoni di Desa Bagan Limau, Kabupaten Palalawan, Riau, Sabtu, 20 Desember 2025. 

Menhut menegaskan bahwa relokasi warga dari kawasan taman nasional bukanlah bentuk permusuhan atau penggusuran sepihak. Menurutnya, langkah tersebut justru bertujuan memberikan kepastian hukum kepada masyarakat melalui pendekatan persuasif dan dialog.

“Ini bukan hari tanda permusuhan karena bapak ibu sekalian digusur dari Taman Nasional, tapi hari bahagia karena dengan cara damai, persuasif, dialog bersama bapak ibu sudah memiliki kepastian hukum untuk mengelola kebun sawit baru di luar Taman Nasional Tesso Nilo. Saat ini masih dalam bentuk SK Hutan Kemasyarakatan (HKm) karena awalnya relokasi PBPH HTI, supaya prosesnya cepat saya pakai Hkm,” ujar Menhut.

Dalam program relokasi tersebut, sebanyak 228 kepala keluarga dipindahkan ke kawasan perhutanan sosial dengan total luasan mencapai 635,83 hektare. Relokasi difokuskan di wilayah Desa Bagan Limau, Kabupaten Pelalawan, dengan target penataan kawasan Taman Nasional Tesso Nilo seluas 2.569 hektare.

Sebagai lahan pengganti, pemerintah menyiapkan area eks PT PSJ di Desa Gondai, Kabupaten Pelalawan seluas 234,51 hektare. Selain itu, disiapkan pula kawasan eks PTPN di Desa Batu Rizal, Kabupaten Indragiri Hulu, serta Desa Pesikaian, Kabupaten Kuantan Singingi, dengan total luas mencapai 647,61 hektare.

Kelompok masyarakat yang menerima Surat Keputusan (SK) Hijau di kawasan eks PT PSJ adalah Kelompok Tani Hutan (KTH) Gondai Prima Sejahtera dengan jumlah 47 kepala keluarga. Sementara itu, di kawasan eks PTPN, penerima SK Hijau terdiri atas KTH Mitra Jaya Lestari sebanyak 109 kepala keluarga dan KTH Mitra Jaya Mandiri sebanyak 72 kepala keluarga.

Menhut menjelaskan bahwa saat ini masyarakat menerima SK Hutan Kemasyarakatan dari Kementerian Kehutanan. Dalam tahapan selanjutnya, masyarakat akan memperoleh Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) melalui Kementerian ATR/BPN.

“Karena bapak ibu adalah teladan berharap pada masyarakat lain dapat mengikuti teladan dari desa ini. Ini adalah simbol rekonsiliasi, simbol kehadiran negara, tidak dengan kekerasan tapi menjadi kemenangan bersama. Taman Nasional kita jadi rumah yang aman dan nyaman bagi gajah Domang dan kawan-kawan, tapi pada saat yang sama masyarakat punya kepastian hukum,” jelas Menhut.

Sebagai komitmen jangka panjang untuk memulihkan ekosistem Tesso Nilo, Kementerian Kehutanan juga mengalokasikan sekitar 74 ribu bibit pohon untuk ditanam di seluruh kawasan taman nasional tersebut. Bibit yang disiapkan terdiri atas 30 ribu batang mahoni, 15 ribu batang trembesi, 15 ribu batang sengon, 9 ribu batang jengkol, serta 5 ribu batang kaliandra.

(Sumber: Antara)

x|close