Menkes Budi Minta Relawan Tangguh Diterjunkan ke Desa Terisolasi Aceh: Jangan yang Cengeng

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Des 2025, 16:44
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin memberikan paparan di Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Senin 11 Agustus 2025. ANTARA/Muhammad Zulfikar/am. Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin memberikan paparan di Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Senin 11 Agustus 2025. ANTARA/Muhammad Zulfikar/am. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya mengerahkan relawan yang tangguh dan bermental kuat untuk membantu layanan kesehatan di desa-desa terisolasi di Aceh pascabencana.

Penegasan itu disampaikan Budi dalam dialog penanganan bencana bersama Wakil Menteri Komunikasi dan Digital serta jajaran dokter di Aceh, Rabu, 24 Desember 2025.

Menurut Budi, masih terdapat puluhan desa yang aksesnya terputus total sehingga membutuhkan kehadiran tenaga kesehatan yang mampu bekerja dalam kondisi ekstrem dan mandiri. Ia menekankan bahwa relawan yang dikirim harus benar-benar siap secara fisik dan mental.

“Saya sudah minta ke Puskesmas agar segera kirim tim, tapi ini enggak boleh yang cengeng-cengeng relawannya. Harus yang kuat, yang berani, yang tahan banting,” ujar Budi.

Ia menjelaskan, relawan akan diterjunkan ke wilayah terisolasi selama minimal dua minggu dengan sistem drop, mirip penugasan lapangan khusus. Selama masa tersebut, relawan diharapkan mampu bertahan dan bekerja tanpa bergantung pada bantuan harian.

Baca Juga: Pemprov DKI-Kemenkes RI Hadirkan 500 Vaksin HPV Gratis Bagi Warga

“Didrop dua minggu sendiri. Mereka harus bisa hidup sendiri, melayani masyarakat, dan bekerja dengan inisiatif,” katanya.

Budi menekankan bahwa tugas relawan tidak sebatas memberikan pengobatan, tetapi juga aktif membantu pemulihan kondisi masyarakat secara menyeluruh. Mulai dari layanan kesehatan dasar, pemeriksaan kesehatan, hingga membantu kegiatan sosial di lingkungan terdampak.

Ia bahkan mengibaratkan relawan yang dibutuhkan sebagai pasukan elite. “Ini harus yang tangguh-tangguh, mirip Kopassusnya relawan. Yang bisa dilepas, bekerja sendiri, dan menyelesaikan tugas dengan baik,” tegasnya.

Selain kemampuan teknis, Menkes juga menyoroti aspek psikologis relawan. Ia meminta agar tenaga kesehatan yang ditugaskan mampu membangkitkan semangat warga, bukan justru memperburuk kondisi mental masyarakat terdampak.

Baca Juga: Menkes Ungkap Pemulihan Layanan Kesehatan Pascabencana di Aceh Berjalan Bertahap

“Kalau relawannya datang sedih, nangis, masyarakatnya bisa tambah depresi. Relawan itu harus jadi lentera, datang membawa semangat,” ujar Budi.

Untuk mendukung tugas tersebut, Kementerian Kesehatan menyiapkan perlengkapan lengkap bagi relawan, mulai dari tenda, genset, koneksi internet satelit, bahan bakar, logistik makanan, hingga obat-obatan untuk kebutuhan dua minggu.

Budi menambahkan, relawan yang diterjunkan ke Aceh akan mendapatkan penghargaan berupa Satuan Kredit Profesi (SKP) hampir maksimal sebagai bentuk apresiasi negara atas pengabdian mereka di wilayah bencana.

“Datang ke sana bukan hanya mengobati, tapi menyemangati, membantu masyarakat agar bangkit kembali,” pungkasnya.

x|close