Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Debottlenecking yang secara khusus bertugas mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi pelaku usaha di dalam negeri.
Pernyataan tersebut disampaikan Airlangga saat bertemu dengan para investor Amerika Serikat (AS) di sela kunjungan kerja ke Washington DC. Pertemuan tersebut berlangsung dalam dialog bersama United States-ASEAN Business Council (USABC) pada Senin, 22 Desember 2025 waktu setempat.
"Telah dibentuk Satgas Debottlenecking yang secara khusus ditujukan untuk menyelesaikan semua hambatan yang dialami dunia usaha di Indonesia," kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Dalam pertemuan tersebut, Airlangga bersama perwakilan perusahaan AS membahas sejumlah isu strategis di bidang investasi dan perdagangan. Topik yang dibicarakan antara lain perkembangan kebijakan deregulasi, perubahan aturan devisa hasil ekspor, serta komitmen Pemerintah Indonesia dalam perundingan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Baca Juga: Airlangga: Negosiasi Tarif RI-AS Berjalan dengan Baik
Selain itu, dialog juga menyoroti peluang kerja sama dan investasi perusahaan AS di berbagai sektor, seperti alat kesehatan, keuangan digital, produk makanan, hingga alat utama sistem persenjataan (alutsista). Sejumlah perusahaan yang disebutkan antara lain GE Healthcare, Chubb, Visa, PepsiCo, dan Lockheed Martin.
Agenda pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian perundingan perdagangan resiprokal atau Agreements on Reciprocal Trade (ART) antara Indonesia dan AS. Kesempatan tersebut juga dimanfaatkan pemerintah untuk menyerap masukan langsung dari pelaku usaha AS terkait perkembangan perundingan yang tengah berlangsung.
Adapun perwakilan perusahaan AS yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Cargill, Freeport, Citi, Chubb, Visa, McLarty Associates, Vriens & Partners, DGA Group-ASG, Dow Chemical, dengan total sekitar 20 perusahaan anggota USABC.
Airlangga menjelaskan bahwa diskusi lain juga mencakup pembahasan perkembangan terbaru serta hasil sementara dari perundingan perdagangan resiprokal RI-AS.
Ia memaparkan sejumlah poin utama hasil pertemuan, antara lain komitmen Indonesia untuk membuka akses pasar bagi produk AS, mengatasi hambatan non-tarif, memperkuat kerja sama perdagangan digital dan teknologi, isu keamanan nasional, serta pengembangan kerja sama komersial.
Baca Juga: Airlangga Buka Kanal Pengaduan, Pengusaha Bisa Laporkan Masalah Usaha Diakses 24 Jam
Di sisi lain, Amerika Serikat juga menyatakan komitmen untuk memberikan pengecualian tarif terhadap sejumlah produk ekspor unggulan Indonesia yang tidak dapat diproduksi di AS, seperti minyak kelapa sawit, kakao, kopi, teh, dan produk lainnya.
"Hasil pertemuan dengan USTR telah menyepakati isu-isu utama dan isu teknis yang menjadi substansi dalam dokumen ART. Karena itu dokumen ART akan ditandatangani oleh Presiden Prabowo dan Presiden Trump sebelum akhir Januari 2026," kata dia lagi.
Airlangga menambahkan, hasil signifikan dari proses perundingan perdagangan resiprokal tersebut disambut positif oleh perusahaan-perusahaan AS yang telah berinvestasi dan menjalankan usaha di Indonesia.
Perkembangan perundingan ART ini dinilai mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia dalam menjaga iklim investasi yang kompetitif, kondusif, dan menjanjikan bagi para investor.
Di akhir pertemuan, perwakilan USABC juga menyampaikan komitmen untuk terus bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, khususnya dalam mendorong penyelesaian berbagai permasalahan di lapangan serta mengawal implementasi hasil negosiasi perundingan perdagangan resiprokal (Agreements on Reciprocal Trade/ART) antara Indonesia dan Amerika Serikat.
(Sumber : Antara)
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan investor Amerika Serikat (AS) di sela-sela kunjungan kerjanya ke Washington DC, AS, Senin 22 Desember 2025 waktu setempat. ANTARA/HO-Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Antara)