Mentan Amran Pastikan Indonesia Swasembada Pangan Mulai 1 Januari 2026

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Des 2025, 08:12
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Editor
Bagikan
Presiden Prabowo Subianto Pimpin Langsung Sidang Kabinet Paripuna di Istana Negara Presiden Prabowo Subianto Pimpin Langsung Sidang Kabinet Paripuna di Istana Negara (Setpres)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan Indonesia akan memasuki fase swasembada pangan mulai 1 Januari 2026. Keyakinan tersebut didasarkan pada melonjaknya produksi beras nasional serta penguatan cadangan pangan yang disebut sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

Amran menyampaikan bahwa realisasi produksi beras nasional melampaui target awal yang ditetapkan pemerintah. Peningkatan tersebut, menurutnya, telah tercatat secara resmi dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) dan menjadi landasan kuat bagi tercapainya swasembada pangan dalam waktu relatif singkat.

“Produksi beras dari target Bapak Presiden awalnya 4 tahun, kemudian 3 tahun, terakhir 1 tahun, meningkat 4,17 juta ton. Ini dari BPS. Insyaallah, 2 minggu kemudian kita bisa umumkan Indonesia swasembada pangan dan tercepat mencapai swasembada pangan di tanggal 1 Januari,” kata Amran dalam Sidang Kabinet, Senin, 15 Desember 2025.

Baca Juga: Prabowo Terima Laporan Mendikdasmen Terkait Penanganan Dampak Banjir di Sumatra pada Sektor Pendidikan

Selain lonjakan produksi, Amran juga menyoroti kondisi stok beras nasional yang terus menguat. Ia menyebut cadangan beras hingga akhir 2025 diperkirakan mencapai 3,7 juta ton, tertinggi sejak Indonesia merdeka. Capaian ini melampaui stok pada 1984, ketika Indonesia memperoleh penghargaan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO).

“Ini stok kita mulai tahun 69 sampai 2025. Stok kita tertinggi, insyaallah di akhir tahun 3,7 juta ton. Dulu pernah '84 mencapai stok kita 3 juta ton di saat itu Indonesia mendapat penghargaan dari FAO. Dan penduduk saat itu hanya 161 juta, sekarang 286 juta, stok kita 3,7 juta sampai akhir tahun,” ujarnya.

Presiden Prabowo Subianto Pimpin Langsung Sidang Kabinet Paripuna di Istana Negara <b>(Setpres)</b> Presiden Prabowo Subianto Pimpin Langsung Sidang Kabinet Paripuna di Istana Negara (Setpres)

Di hadapan Presiden dan jajaran kabinet, Amran juga melaporkan kesiapan pemerintah dalam menjamin pasokan pangan bagi daerah terdampak bencana. Hingga kini, Kementerian Pertanian telah menyalurkan puluhan ribu ton beras ke wilayah terdampak dan menyiapkan cadangan yang jauh melampaui kebutuhan.

“Kami sudah mengirimkan beras kurang lebih 44.000 ton sampai dengan hari ini. Cadangan kami siapkan tiga kali lipat dari kebutuhan, 120.000 ton di lapangan. Jadi, pangan tidak ada masalah, Bapak Presiden, tiga kali lipat dari kebutuhan,” kata Amran.

Selain beras, bantuan pangan juga meliputi minyak goreng serta dukungan logistik dari kementerian lain dan mitra swasta. Penyaluran bantuan tersebut dilakukan melalui jalur laut menggunakan kapal ke daerah terdampak.

“Kemudian ada dua bantuan: bantuan dari pemerintah, total kurang lebih 1 triliun nilai beras dan minyak goreng, ada 6.000 ton. Kemudian bantuan dari teman-teman Kementerian dan mitra itu ada nilainya Rp 75 miliar,” ujarnya.

Amran menambahkan, pemerintah tengah mempersiapkan langkah pemulihan sektor pertanian pascabencana. Sekitar 70.000 hektare lahan sawah dilaporkan mengalami kerusakan dan akan mulai ditangani pada awal 2026.

“Kerusakan sawah di lapangan ada 70.000 hektare. Insyaallah, kami bisa tangani, mulai bekerja di Januari,” katanya.

Baca Juga: Bahlil Lapor ke Prabowo soal Pemulihan Listrik di Aceh Sudah Teraliri 60 MW

Dari sisi kesejahteraan, Amran menyebut kondisi petani menunjukkan peningkatan signifikan. Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat jauh di atas target pemerintah, seiring dengan lonjakan pendapatan petani, khususnya dari sektor padi.

“Nilai Tukar Petani 124,36 persen dari target 110 dari Menteri Keuangan. Ini tertinggi dalam sejarah. Total kenaikan untuk padi saja, pendapatan petani Rp 120 triliun,” ujar Amran.

Kinerja sektor pertanian juga tercermin dari pertumbuhan ekspor yang signifikan. Hingga Agustus, ekspor pertanian melonjak tajam dibandingkan tahun sebelumnya dan diperkirakan terus meningkat hingga akhir tahun.

“Ekspor pertanian kita sampai Agustus 42 persen dibanding tahun lalu. Kemudian perkiraan sampai Desember 33 persen sampai 35 persen kenaikan dibanding tahun lalu,” katanya.

Presiden Prabowo Subianto memimpin Sidang Kabinet Paripurna bersama para pejabat Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin 15 Desember 2025. ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden <b>(Antara)</b> Presiden Prabowo Subianto memimpin Sidang Kabinet Paripurna bersama para pejabat Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin 15 Desember 2025. ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden (Antara)

Amran turut melaporkan hasil revitalisasi kebijakan pupuk yang telah berjalan selama dua bulan terakhir. Kebijakan ini meningkatkan volume pupuk sekaligus menurunkan harga tanpa menambah beban anggaran negara.

“Pupuk kita volumenya bertambah 700.000 ton, harganya turun 20 persen hasil revitalisasi. Alhamdulillah sekarang sudah berjalan, sudah berjalan 2 bulan. Ini tidak menambah anggaran membebani Menteri Keuangan,” ujarnya.

Ia menegaskan capaian tersebut diperoleh melalui perubahan regulasi tanpa penambahan anggaran baru, yang menunjukkan efektivitas reformasi kebijakan di sektor pertanian.

Di tingkat global, Amran menyebut keputusan Indonesia untuk tidak lagi mengimpor beras berdampak pada penurunan harga pangan dunia. Kondisi ini turut mengantarkan Kementerian Pertanian meraih penghargaan dari FAO.

“Kementerian Pertanian berkontribusi pada dunia. Karena di mana harga pangan pada saat kita impor, harga pangan USD 650 per ton, sekarang 340, turun 42 persen. Karena Indonesia importir beras terbesar, tapi sekarang tidak impor, sehingga harga pangan dunia turun 42 persen,” kata Amran.

x|close