Ntvnews.id, Istanbul - Presiden Kolombia Gustavo Petro pada Rabu, 11 Desember 2025 menyampaikan bantahan keras terhadap pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menurutnya didasarkan pada “informasi yang sepenuhnya salah” mengenai upaya Kolombia memerangi perdagangan narkoba.
Sebelumnya, Trump menuding Petro sebagai “pengedar narkoba ilegal” dan memperingatkan bahwa Petro “akan menjadi target selanjutnya” di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Trump bahkan menuduh Kolombia mengoperasikan “pabrik kokain” yang memasok narkoba langsung ke AS serta menyatakan Petro “akan menghadapi masalah besar jika dia tidak sadar”.
Petro menanggapi serangan tersebut melalui pernyataan panjang di platform X. Dalam tulisannya, Petro menyebut Trump sebagai “orang yang sangat keliru informasinya tentang Kolombia” dan menilai bahwa komentar itu mencerminkan “sikap tidak hormat terhadap presiden yang dipilih secara demokratis” beserta negara yang dipimpinnya.
“Sungguh memalukan, karena dia mengabaikan negara yang paling tahu tentang perdagangan kokain,” ungkap Petro.
“Sepertinya para penasihatnya benar-benar menipunya," tambahnya.
Baca Juga: Kolombia Selidiki Puluhan Mayat Terdampar, Diduga Korban Serangan AS
Petro juga menyinggung perbedaan sikap politik antara Bogota dan Washington mengenai Venezuela. Ia menyatakan bahwa persoalan utama di negara tersebut berkaitan dengan “kurangnya demokrasi, bukan narkotika”.
Ia menjelaskan bahwa Kolombia telah bekerja sama dengan Presiden Joe Biden selama dua tahun untuk menyusun peta jalan damai bagi Venezuela, termasuk pembentukan pemerintahan transisi yang kemudian dilanjutkan dengan pemilihan umum yang bebas.
Petro memperingatkan bahwa jika Amerika Serikat melakukan invasi ke Venezuela, hal itu “akan menyulut kekacauan besar di seluruh Amerika Selatan, termasuk Kolombia” serta mengganggu upaya memperkuat kerja sama demokrasi di kawasan.
Sejak awal September, pasukan Amerika Serikat telah meningkatkan operasi terhadap kapal-kapal yang diduga terlibat dalam perdagangan narkoba di wilayah Karibia dan Pasifik Timur. Setidaknya tercatat 22 serangan yang diketahui publik, dengan jumlah korban tewas mencapai sedikitnya 87 orang. Trump juga mengonfirmasi penyitaan kapal tanker minyak Venezuela di perairan sekitar negara tersebut sebagai bagian dari kampanye yang diperluas.
Baca Juga: Kolombia Usulkan Markas Dewan Keamanan PBB Dipindah ke Qatar
Petro menolak klaim Trump bahwa serangan rudal terhadap kapal-kapal kecil merupakan bentuk perang narkoba yang efektif. Menurut Petro, operator kapal yang menjadi sasaran adalah “orang miskin,” sementara para bandar besar justru hidup nyaman di luar negeri “di kapal pesiar dekat Dubai atau di Madrid”.
Ia menambahkan bahwa pemerintahannya telah melakukan lebih dari 1.446 operasi tempur darat terhadap organisasi kriminal, termasuk 13 serangan udara yang menargetkan para pemimpin mafia, banyak di antaranya berkoordinasi dengan intelijen Amerika Serikat.
Petro juga menegaskan bahwa jalur utama peredaran kokain tidak lagi melewati Karibia. Pengiriman kini lebih banyak bergerak melalui Samudra Pasifik dan Cekungan Amazon. Ia menekankan pentingnya peningkatan kontrol pelabuhan dan pengawasan maritim yang terkoordinasi dengan dukungan Amerika Serikat, termasuk percepatan produksi kapal patroli di galangan kapal Kolombia.
(Sumber: Antara)
Presiden Kolombia Gustavo Petro. ANTARA/Anadolu/py/pri. (Antara)