Ntvnews.id, Washington - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu, 10 Desember 2025, melontarkan ancaman kepada Presiden Kolombia Gustavo Petro, dengan menyatakan bahwa “dia akan menjadi yang berikutnya” ketika Washington tengah berupaya menyingkirkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
"Dia cukup bermusuhan dengan Amerika Serikat. Saya belum banyak memikirkannya. Dia akan menghadapi masalah besar jika dia tidak sadar. Kolombia memproduksi banyak narkoba," kata Trump ketika ditanya apakah ia berencana berbicara dengan Petro.
"Mereka memiliki pabrik kokain yang memproduksi kokain, seperti yang Anda ketahui, dan mereka menjualnya langsung ke Amerika Serikat. Jadi sebaiknya dia sadar, atau dia akan menjadi yang berikutnya. Saya harap dia mendengarkan. Dia akan menjadi yang berikutnya," tambah Trump.
Selama beberapa bulan terakhir, Trump terus mengintensifkan upaya untuk menggulingkan Maduro dan secara berkala melontarkan tuduhan terhadap Petro, yang disebutnya sebagai "pengedar narkoba ilegal."
Pernyataan yang diucapkan pada Rabu, 10 Desember 2025, tersebut menjadi peringatan paling tegas dari Trump terkait kemungkinan tindakan Amerika Serikat terhadap Petro, tanpa merinci langkah apa yang ia tuntut dari presiden Kolombia itu.
Baca Juga: Kolombia Selidiki Puluhan Mayat Terdampar, Diduga Korban Serangan AS
Petro menolak tuduhan perdagangan narkoba tersebut dan menegaskan bahwa klaim itu tidak memiliki dasar. Ia menyebut Kolombia justru banyak menanggung kerugian dalam perang panjang melawan narkoba, sementara negerinya terus mendapat tekanan.
Petro juga menyatakan bahwa motivasi utama Trump di kawasan Amerika Latin bukan soal pemberantasan narkoba, melainkan perebutan kendali sumber daya alam.
"Minyak bumi adalah inti masalahnya," ujarnya pada Selasa, 9 Desember 2025, sambil menilai bahwa langkah Trump "tidak memikirkan mengenai demokratisasi Venezuela, apalagi tentang perdagangan narkoba."
Trump kemudian mengonfirmasi bahwa pemerintahannya telah menyita sebuah kapal tanker minyak di perairan Venezuela, sebuah tindakan yang hampir pasti memperburuk hubungan Washington–Caracas yang sudah memanas.
Baca Juga: Trump Sebut Presiden Kolombia ‘Gembong Narkoba’, Hubungan AS–Bogota di Ujung Tanduk
Dalam beberapa bulan terakhir, Amerika Serikat memperluas operasi militer di wilayah Amerika Latin dengan dalih memerangi perdagangan narkotika. Marinir, kapal perang, jet tempur, pesawat pengebom, kapal selam, hingga drone turut diterjunkan untuk menargetkan kelompok yang disebut sebagai "narko-teroris" beserta kapal-kapal mereka.
Sejak awal September, AS telah melakukan 22 operasi terhadap kapal yang dicurigai sebagai milik kelompok "narko-teroris", menewaskan sedikitnya 87 orang di Laut Karibia maupun Samudra Pasifik Timur.
Petro secara terbuka mengkritik langkah-langkah tersebut. Kebijakan itu pun memicu perdebatan di dalam negeri Amerika Serikat, karena sejumlah anggota parlemen dari berbagai partai mempertanyakan dasar legalitas operasi yang dijalankan pemerintahan Trump.
(Sumber: Antara)
Presiden AS Donald Trump (depan) menghadiri konferensi pers setelah KTT NATO di Den Haag, Belanda, pada 25 Juni 2025. Kamis, 7 Agustus 2025. (Antara)