Prabowo: Pejabat Tak Boleh Ambil Untung di Tengah Bencana

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Des 2025, 07:30
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat koordinasi penanganan dampak banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat di Posko Terpadu Lanud Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu 7 Desember 2025. ANTARA/HO-BP Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat koordinasi penanganan dampak banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat di Posko Terpadu Lanud Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu 7 Desember 2025. ANTARA/HO-BP (Antara)

Ntvnews.id, Aceh - Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa seluruh pejabat negara wajib menjaga integritas serta tidak memanfaatkan kondisi bencana sebagai celah untuk keuntungan pribadi. Peringatan ini disampaikan dalam rapat penanganan banjir dan longsor di wilayah Sumatra.

Dalam arahannya, Prabowo menegaskan bahwa pengelolaan kekayaan negara harus dilakukan secara bertanggung jawab. Ia menyoroti pentingnya alokasi anggaran yang tepat demi memulihkan kehidupan warga terdampak.

"Kita butuh setiap kemampuan dan setiap uang kita untuk mengatasi kesulitan rakyat," tegas Prabowo saat rapat bersama jajaran kementerian dan lembaga di Banda Aceh, Minggu, 7 Desember 2025 malam.

Presiden meminta para menteri, pimpinan lembaga, dan kepala daerah memastikan tidak ada penyimpangan dalam pelaksanaan proyek maupun distribusi bantuan. Ia menginstruksikan seluruh unsur pemerintahan untuk aktif memeriksa jajarannya agar tidak terjadi manipulasi anggaran, penggelembungan harga, atau penyalahgunaan wewenang.

Baca Juga: Presiden Prabowo Pimpin Rapat Penanganan Bencana di Aceh

Prabowo juga memperingatkan keras agar tidak ada pihak yang mencoba meraup keuntungan pribadi di tengah bencana.

"Saya tidak mau ada yang menggunakan bencana ini untuk memperkaya diri," ujarnya.

Instruksi tersebut turut ditujukan kepada Polri dan aparat pengawasan daerah. Presiden meminta agar setiap indikasi kecurangan, terutama dalam pengadaan dan penyaluran logistik, segera dicatat dan ditindaklanjuti.

Presiden Prabowo Subianto (tengah) memimpin rapat koordinasi penanganan dampak banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat di Posko Terpadu Lanud Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu 7 Desember 2025. ANT <b>(Antara)</b> Presiden Prabowo Subianto (tengah) memimpin rapat koordinasi penanganan dampak banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat di Posko Terpadu Lanud Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu 7 Desember 2025. ANT (Antara)

Peringatan tegas ini disampaikan ketika pemerintah sedang mempercepat pembangunan hunian sementara serta memulihkan infrastruktur yang rusak parah akibat banjir dan longsor. Dengan kebutuhan anggaran yang menembus puluhan triliun rupiah, Prabowo menekankan pentingnya pengawasan ketat agar dana publik benar-benar bermanfaat bagi masyarakat terdampak.

Ia menutup arahannya dengan seruan agar seluruh elemen pemerintah bekerja dengan jujur dan profesional.

"Jangan ada yang bermain-main. Ini kepentingan rakyat yang lebih penting," ujarnya.

Baca Juga: Prabowo Janji Perbaiki Bendungan hingga Sawah, Kirim Cadangan Pangan ke Aceh

Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyatakan bahwa pemerintah membutuhkan lebih dari Rp51,81 triliun untuk memulihkan kerusakan akibat bencana besar yang melanda tiga provinsi di Sumatra.

Rincian kebutuhan anggaran berdasarkan koordinasi BNPB dengan Kementerian PUPR menunjukkan bahwa Aceh memerlukan sekitar Rp25,41 triliun untuk kembali ke kondisi semula. Sumatra Utara membutuhkan sekitar Rp12,88 triliun, sedangkan Sumatra Barat memerlukan Rp13,52 triliun untuk program rehabilitasi dan rekonstruksi.

x|close