Kemenhut–Polri Bentuk Tim Investigasi Asal Kayu yang Terbawa Banjir di Sumatera

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Des 2025, 15:59
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Warga berjalan di atas sampah kayu gelondongan pascabanjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu, 29 November 2025. ANTARA FOTO/Yudi Manar/agr/am. Warga berjalan di atas sampah kayu gelondongan pascabanjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu, 29 November 2025. ANTARA FOTO/Yudi Manar/agr/am. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bersama Kepolisian Republik Indonesia membentuk tim investigasi untuk menelusuri asal-usul gelondongan kayu yang terbawa arus banjir di sejumlah wilayah di Sumatera.

Dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Kamis, 4 Desember 2025, Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menjelaskan bahwa pembentukan tim tersebut merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) antara Kemenhut dan Polri dalam rangka memperkuat sinergi tugas dan fungsi di bidang pembangunan kehutanan. Investigasi dilakukan untuk memastikan dari mana kayu-kayu yang terseret banjir tersebut berasal.

"Kemarin Pak Menko (PMK) Pratikno berserta Pak Mensesneg dan Seskab juga sudah menginstruksikan agar Satgas PKH (Penertiban Kawasan Hutan) bergerak. Jadi nanti MoU kami dengan Kepolisian RI akan diintegrasikan dengan PKH untuk sesegera mungkin membuktikan atau menemukan asal usul kayu tersebut," kata Menhut Raja Antoni.

Baca Juga: Kapolri Pastikan Usut Temuan Kayu Gelondongan di Banjir-Longsor Sumatera

Baca Juga: Bareskrim Mulai Usut Asal Kayu Gelondongan yang Terbawa Banjir di Sumatera

Ia menegaskan bahwa penegakan hukum akan tetap dilakukan apabila ditemukan unsur pidana.

"Bila ditemukan ada unsur pidana maka kami tindaklanjuti dengan proses penegakan hukum setegas-tegasnya," tambahnya.

Kemenhut menyampaikan bahwa pemantauan terhadap kayu yang terbawa banjir sudah dilakukan melalui penyusuran sungai menggunakan bantuan drone untuk memetakan wilayah daerah aliran sungai (DAS) terdampak.

Selain itu, analisis juga dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi Alat Identifikasi Kayu Otomatis (AIKO). Teknologi tersebut digunakan untuk mengidentifikasi jenis kayu, ciri fisik kayu, serta tanda-tanda bekas perlakuan manusia terhadap kayu.

"Data ini menjadi salah satu bagian investigasi yang akan kami tindaklanjuti bersama Polri dan Satgas PKH. Sekali lagi, untuk membuak kepada publik sejujur-jujurnya, seluas-luasnya, setransparansi mungkin dari mana kayu ini berasal," kata Menhut.

Sebelumnya, Kemenhut menyampaikan bahwa sejumlah subjek hukum telah teridentifikasi berkontribusi terhadap bencana banjir yang terjadi di berbagai daerah di Sumatera.

(Sumber: Antara)

x|close