Tolak Belanja, Rombongan Turis Dikurung Pemandu Wisata di Toko Oleh-oleh

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Des 2025, 07:15
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Oleh-oleh Kuningan Ilustrasi - Oleh-oleh Kuningan (Ntvnews)

Ntvnews.id, Beijing - Rombongan wisatawan mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika pemandu tur mengurung mereka di sebuah toko oleh-oleh setelah menolak membeli barang.

Dilansir dari Vietnam Express, Kamis, 4 Desember 2025, insiden itu dialami oleh pemenang kompetisi Campus SuperStar 2007, Shawn Tok, yang membagikan pengalamannya melalui Instagram Stories. Ia menceritakan bahwa kejadian tersebut terjadi selama perjalanan sembilan hari ke Chengdu, China, pada November 2025.

Saat singgah di sebuah toko, Shawn dan kelompoknya dipaksa oleh pemandu wisata untuk membeli berbagai oleh-oleh, mulai dari batu giok, aksesori perak, sisir, hingga obat-obatan herbal. Namun, mereka menolak tekanan itu.

Pemandu wisata bersikeras meminta mereka berbelanja, sedangkan Shawn dan rombongannya tetap menolak. Situasi memanas hingga pemandu tersebut akhirnya mengurung mereka di dalam toko.

Baca Juga: Oleh-oleh Prabowo dari Lawatan 4 Negara

Pemandu itu mengaku harus memenuhi target penjualan di toko yang bekerja sama dengan agen tur. Target tersebut berkaitan dengan komisi yang bisa berupa bonus jika tercapai atau denda jika gagal memenuhi.

Shawn dan rombongannya bukan tanpa berbelanja sepanjang tur tersebut. Mereka mengatakan telah menghabiskan sekitar 105.000 yuan atau sekitar Rp 246 juta. Namun, pemandu wisata bersikeras bahwa jumlah tersebut tetap belum memenuhi target.

ilustrasi - Oleh-oleh khas Padang <b>(Ntvnews)</b> ilustrasi - Oleh-oleh khas Padang (Ntvnews)

Shawn meragukan klaim pemandu wisata itu. Ia kembali memeriksa kontrak perjalanan dan memastikan tidak ada ketentuan yang mewajibkan wisatawan membeli barang atau menanggung target penjualan. Ia juga menegaskan bahwa menurut hukum setempat, memaksa wisatawan berbelanja atau menahan mereka di toko merupakan tindakan ilegal.

Atas insiden tersebut, Shawn dan rombongan melapor kepada pihak berwenang atas dugaan penipuan lewat praktik belanja paksa. Mereka menyerahkan riwayat transaksi dan struk pembelian sebagai bukti.

Pihak otoritas China pun turun tangan. Agen tur terkait kemudian mengembalikan seluruh biaya perjalanan kepada peserta.

Baca Juga: Minum Sesajen di Hutan, Turis Dikecam!

Peristiwa ini memicu diskusi luas di media sosial. Warganet memperingatkan wisatawan agar berhati-hati terhadap paket tur murah dan agen yang meragukan di platform media sosial.

"Entah melakukan perjalanan bebas dan mudah atau memesan dengan agen yang memiliki reputasi baik," saran salah satu pengguna media sosial.

China sendiri kini tengah memperketat penegakan hukum terhadap praktik belanja paksa, sebuah metode yang kerap menjebak turis dengan tawaran perjalanan murah namun kemudian menekan mereka untuk membeli barang di toko-toko tertentu.

x|close