Ntvnews.id, Beijing - Pemerintah China menegaskan harapannya agar tidak ada pihak luar yang mencampuri urusan dalam negeri Venezuela, karena langkah tersebut dianggap bertentangan dengan prinsip yang tercantum dalam Piagam PBB.
"China menentang segala tindakan yang melanggar tujuan dan prinsip Piagam PBB atau melanggar kedaulatan dan keamanan negara, dan menentang campur tangan eksternal dalam urusan dalam negeri Venezuela dengan dalih apa pun," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam konferensi pers di Beijing, sebagaiman dikutip dari Xinhua, Kamis 4 Desember 2025.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas kawasan.
"China menyerukan semua pihak untuk menjaga Amerika Latin dan Karibia sebagai zona damai dan mencegah eskalasi lebih lanjut," tambah Lin Jian.
Baca Juga: LewatTelepon, Trump Tolak Rentetan Permintaan Presiden Venezuela Maduro
Pernyataan tersebut muncul di tengah memanasnya hubungan antara Venezuela dan Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump dilaporkan memberikan ultimatum kepada Presiden Venezuela Nicolas Maduro agar segera mundur dari jabatannya, dengan tawaran jaminan keamanan bila ia meninggalkan negara itu. Ultimatum tersebut disebutkan disampaikan Trump melalui sambungan telepon pekan lalu.
Trump pada Minggu, 30 November 2025, membenarkan bahwa dirinya memang telah berbicara dengan Maduro lewat telepon, namun menolak menjelaskan isi percakapan tersebut.
Presiden AS Donald Trump berbicara kepada wartawan saat perjalanan ke Tokyo di pesawat Air Force One, Senin, 27 Oktober 2025. ANTARA FOTO/REUTERS/Evelyn Hockstein/agr (Antara)
Situasi ini berkembang seiring meningkatnya ketegangan antara Washington dan Caracas. Trump belum lama ini mengancam melalui media sosial untuk "menutup sepenuhnya" wilayah udara Venezuela, yang kemudian memicu respons keras dari Caracas, yang menuntut "penghormatan tanpa syarat" atas wilayah udaranya.
Dalam beberapa bulan terakhir, AS memperluas operasi militernya di Amerika Latin, mengerahkan marinir, kapal perang, jet tempur, pesawat pengebom, kapal selam, drone, hingga kapal induk USS Gerald Ford. Washington berdalih langkah tersebut dilakukan untuk memerangi perdagangan narkoba.
Venezuela mengecam keras ancaman tersebut dan menegaskan kembali hak kedaulatannya atas ruang udara nasional yang "dihormati tanpa syarat apapun".
Baca Juga: AS Disebut Hampir Masuk ke Venezuela
Ketegangan semakin meningkat setelah Departemen Luar Negeri AS menetapkan organisasi kriminal yang berbasis di Venezuela, Cartel de los Soles, sebagai organisasi teroris asing (FTO), efektif mulai 24 November 2025. Deplu AS menyatakan kartel itu dipimpin oleh "Nicolas Maduro dan pejabat tinggi lainnya dari rezim Maduro yang tidak sah".
Presiden Trump menilai bahwa masa kekuasaan Maduro tinggal menunggu waktu, meskipun menegaskan bahwa Washington tidak berniat melancarkan perang terhadap Caracas.
Sejak September lalu, militer AS disebut telah melancarkan 21 serangan terhadap kapal yang diklaim membawa narkoba, yang mengakibatkan 83 orang tewas.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, Senin (3/3/2025). (Antara)