Ntvnews.id, Jakarta - Banjir bandang dan longsor yang menerjang Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh sejak akhir November 2025 menimbulkan duka mendalam. Lebih dari 217 orang meninggal dunia, 79 dilaporkan hilang, dan hampir tiga ratus ribu warga terdampak bencana.
Kesedihan atas tragedi itu belum mereda, namun warganet justru menyoroti sosok-sosok Kepala BNPB pada masa sebelumnya. Sorotan ini muncul setelah pernyataan kontroversial Letjen TNI Suharyanto, Kepala BNPB saat ini, pada 28 November 2025.
Saat konferensi pers, Suharyanto menyebut banjir di Sumatera “terlihat mencekam di media sosial” dan belum layak ditetapkan sebagai bencana nasional. Pernyataan tersebut memicu kritik luas, karena data resmi menunjukkan jumlah korban dan dampak yang cukup besar.
Baca Juga: Diduga Paksa Napi Santap Daging Nonhalal, Kalapas di Sulut Hadapi Sidang Kode Etik
Pada hari berikutnya, Suharyanto meninjau Desa Aek Garoga, Tapanuli Selatan. Saat melihat kerusakan parah di lokasi, ia tak kuasa menahan tangis dan menyampaikan permohonan maaf kepada Bupati Tapanuli Selatan, Gus Irawan Pasaribu. Permintaan maaf itu belum sepenuhnya meredakan keprihatinan publik.
Warganet mulai mengenang almarhum Sutopo Purwo Nugroho, mantan Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB yang dikenal sebagai “pahlawan informasi”. Sutopo selalu konsisten memberikan laporan harian, meluruskan hoaks, dan menyajikan data bencana secara akurat, meski tengah menghadapi penyakit serius.
"Wah banyak yg kangen sama pak @Sutopo_PN nih sama sy juga, setiap ada peristiwa bencana alam, langsung inget sama bapak,” tulis akun @SBKCF.
Baca Juga: Kisah Sedih Anggota Brimob Polda Sumut, Evakuasi Jenazah Lansia Ternyata Ibu Sendiri
Selain Sutopo, nama Letjen (Purn) Doni Monardo juga ramai disebut. Mantan Kepala BNPB periode 2019–2021 ini dikenang sebagai sosok tegas yang berhati-hati dalam berbicara dan selalu turun langsung ke lokasi bencana. Kiprahnya dalam menangani gempa Cianjur 2022 dan sejumlah bencana hidrometeorologi membuat publik terus mengingatnya.
"Alm Bp Sutopo, alm Letjen Doni Monardo. Kangen dgn statementnya yg lembut dan menenangkan para korban musibah," tulis @are_inismyname.
Sosok ketiga yang dirindukan masyarakat ialah dr Ahmad Yurianto, juru bicara pemerintah saat pandemi Covid-19 dan bagian dari struktur BNPB. Gaya komunikasinya yang tenang, faktual, dan informatif membuat publik merasa aman, terutama dalam situasi darurat seperti sekarang.
Warganet berharap BNPB bisa kembali menghadirkan juru bicara yang berintegritas, komunikatif, dan berbasis data, sebagaimana teladan yang diberikan oleh Sutopo, Doni, dan Ahmad Yurianto.
Mantan Kepala BNPB Achmad Yurianto (Antara)