3 Karyawan Perusahaan Konstruksi Ditangkap Terkait Kebakaran Hebat di Hong Kong

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Nov 2025, 13:53
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Sebuah tampilan drone menunjukkan kobaran api dan asap tebal yang mengepul dari perumahan Wang Fuk Court selama kebakaran besar, di Tai Po, Hong Kong, Cina, pada 27 November 2025. (Foto: Reuters/Tyrone Siu) Sebuah tampilan drone menunjukkan kobaran api dan asap tebal yang mengepul dari perumahan Wang Fuk Court selama kebakaran besar, di Tai Po, Hong Kong, Cina, pada 27 November 2025. (Foto: Reuters/Tyrone Siu) (CNA)

Ntvnews.id, Hong Kong - Polisi Hong Kong menangkap tiga orang terkait dugaan pembunuhan setelah kebakaran besar melanda kompleks perumahan Wang Fuk Court, menewaskan sedikitnya 44 orang dan membuat hampir 300 lainnya hilang.

Polisi, Kamis 27 November 2025, menyebut api diduga menyebar karena penggunaan perancah dan bahan busa yang tidak aman saat pekerjaan pemeliharaan. Demikian dilansir dari CNA.

Hampir satu hari setelah kebakaran terjadi, petugas pemadam masih kesulitan mencapai penghuni yang kemungkinan terjebak di lantai atas karena panas intens dan asap tebal. Kompleks di distrik Tai Po utara ini memiliki 2.000 unit apartemen di delapan blok.

Hingga Kamis pagi, empat dari tujuh blok telah berhasil dikendalikan, sementara operasi pemadaman dan penyelamatan masih berlangsung di tiga blok lainnya setelah lebih dari 15 jam. Polisi menemukan sebagian jendela pada gedung yang tidak terdampak disegel dengan bahan busa oleh perusahaan konstruksi yang menangani pemeliharaan.

Baca Juga: Kebakaran Besar di Hong Kong Tewaskan 36 Orang, 279 Masih Hilang

“Kami memiliki alasan untuk meyakini pihak perusahaan bertindak lalai berat, yang menyebabkan kecelakaan ini dan penyebaran api yang tidak terkendali sehingga menimbulkan korban jiwa besar,” ujar Eileen Chung, superintendent polisi Hong Kong.

Tiga tersangka dari perusahaan konstruksi, dua direktur dan satu konsultan teknik, ditangkap atas dugaan pembunuhan.

Kebakaran ini menewaskan seorang pemadam, dengan 45 orang kritis di rumah sakit. Sekitar 279 orang belum bisa dihubungi, sementara 900 orang menempati delapan tempat penampungan darurat. John Lee, pemimpin Hong Kong, mengatakan prioritas saat ini adalah memadamkan api dan menyelamatkan penghuni yang terjebak, kemudian membantu korban luka dan memulai investigasi menyeluruh.

Api terlihat di sebuah flat pada 27 November 2025, setelah kebakaran besar melanda beberapa blok apartemen di kompleks perumahan Wang Fuk Court di distrik Tai Po, Hong Kong, pada 27 November 2025. (Foto: AFP/Peter&nbsp;Parks) <b>(CNA)</b> Api terlihat di sebuah flat pada 27 November 2025, setelah kebakaran besar melanda beberapa blok apartemen di kompleks perumahan Wang Fuk Court di distrik Tai Po, Hong Kong, pada 27 November 2025. (Foto: AFP/Peter Parks) (CNA)

Insiden ini memunculkan perbandingan dengan kebakaran Grenfell Tower di London pada 2017, yang menewaskan 72 orang akibat pemasangan cladding yang mudah terbakar dan kelalaian pemerintah serta industri konstruksi.

Banyak warga menyalahkan penghematan biaya dan kelalaian sebagai penyebab kebakaran, sementara video menunjukkan pekerja konstruksi merokok di perancah bambu di sekitar gedung selama renovasi.

Presiden China Xi Jinping menyerukan “upaya total” untuk memadamkan api dan meminimalkan korban, menurut CCTV. Pemerintah Hong Kong menutup sejumlah jalan, mengalihkan 39 rute bus, serta menutup sekolah di sekitar lokasi. Penggunaan perancah bambu diharuskan berkurang sejak Maret untuk alasan keselamatan, dengan setengah proyek konstruksi publik menggunakan kerangka besi.

Wang Fuk Court, yang dihuni sejak 1983, termasuk dalam program kepemilikan rumah bersubsidi pemerintah dan saat ini sedang direnovasi selama satu tahun dengan biaya HK$330 juta (US$42,43 juta), di mana setiap unit membayar antara HK$160.000–HK$180.000. Kompleks ini terletak di Tai Po, salah satu distrik padat penduduk Hong Kong, dekat perbatasan dengan daratan China, dengan sekitar 300.000 penduduk. 

x|close