Ntvnews.id, Jakarta - Banyak orang mengandalkan kafein dari kopi atau minuman berenergi untuk menambah energi dan meningkatkan konsentrasi. Namun, konsumsi berlebihan justru dapat menimbulkan tekanan pada tubuh dan pikiran.
Mengutip laporan Hindustan Times, Minggu, Ahli Gizi Motherhood Hospital Gurugram, Dr. Nisha, menjelaskan bahwa banyak individu tidak menyadari seberapa cepat kafein dapat terakumulasi di dalam tubuh dan memengaruhi kondisi fisik serta psikologis.
“Bahkan sedikit lebih banyak dapat menstimulasi sistem saraf secara berlebihan dan mengganggu tidur, pencernaan, dan suasana hati. Mendengarkan tanda peringatan awal tubuh menjadi langkah pertama menuju tingkat energi yang lebih sehat dan seimbang,” kata Dr. Nisha.
Baca Juga: Batasi Konsumsi Kafein, Ini 10 Cara Mengatasi Insomnia Secara Alami
Ia menyebutkan bahwa tanda awal tubuh mengalami kelebihan kafein dapat berupa gemetar hingga gangguan tidur. Berikut lima gejala umum kelebihan kafein:
1. Merasa bergetar, gelisah, atau sangat gugup tanpa sebab jelas
Kafein menghambat adenosin sehingga sistem saraf pusat terstimulasi berlebih. Kondisi ini dapat meningkatkan pelepasan adrenalin, memperburuk kecemasan, meningkatkan stres, dan mengganggu fokus serta suasana hati.
2. Kesulitan tidur atau sering terbangun di malam hari
Dengan waktu paruh sekitar 5–6 jam, kafein yang dikonsumsi terlalu sore dapat mengganggu siklus tidur nyenyak. Kualitas tidur yang buruk berpengaruh pada proses pemulihan tubuh, sistem imun, dan regulasi emosi.
3. Jantung berdebar atau berdetak tidak beraturan saat beristirahat
Asupan kafein berlebih dapat memicu lonjakan adrenalin yang menstimulasi jantung, menyebabkan peningkatan detak dan ketidakteraturan irama. Studi dalam Journal of Psychopharmacology menyebutkan bahwa stres kardiovaskular dan palpitasi berkepanjangan memerlukan evaluasi medis.
4. Gangguan pencernaan seperti sering buang air, kram, refluks asam, atau sakit lambung
Kafein memiliki efek diuretik dan laksatif, serta meningkatkan produksi asam lambung. Dampaknya bisa berupa dehidrasi, gangguan penyerapan nutrisi, hingga iritasi saluran pencernaan.
5. Sakit kepala setiap hari atau nyeri hebat saat tidak mengonsumsi kafein
Kafein menyebabkan penyempitan pembuluh darah otak. Saat dihentikan, pembuluh melebar kembali sehingga menimbulkan sakit kepala. Kondisi ini menandakan adanya ketergantungan dan dapat memicu gejala withdrawal.
Baca Juga: Jaga Daya Tahan Tubuh untuk Cegah Penyakit akibat Hujan Mengandung Mikroplastik
Untuk mengurangi konsumsi kafein, disarankan memperbanyak minum air putih guna membantu detoksifikasi. Pengurangan dapat dilakukan secara bertahap, misalnya mengurangi 25–50 mg setiap 3–4 hari untuk menghindari sakit kepala atau rasa lelah.
Pilihan lain adalah beralih ke teh hijau, teh hitam, atau kopi tanpa kafein, serta menetapkan batas waktu konsumsi, seperti tidak mengasup kafein setelah pukul 12.00–14.00 agar tidak mengganggu tidur.
Jika muncul gejala serius seperti detak jantung tidak teratur, nyeri dada, kecemasan parah, atau serangan panik, Dr. Nisha menekankan pentingnya segera mencari pertolongan medis.
(Sumber: Antara)
Ilustrasi - Kopi mengganggu sistem parasimpatik tubuh, yang terutama bertanggung jawab atas cara alami tubuh untuk rileks dan pulih. ANTARA/Sizuka (Antara)