Ntvnews.id, Jakarta - Dokter spesialis gizi lulusan Universitas Indonesia, dr. Consistania Ribuan, Sp.GK, AIFO-K, FINEM, mengingatkan bahwa nasi sebaiknya segera dipindahkan dari penanak nasi ke wadah penyimpanan setelah matang. Langkah ini penting untuk mencegah kenaikan indeks glikemik yang berpotensi memicu lonjakan gula darah.
“Ketika nasi sudah tanak atau sudah matang, itu harus langsung dipindahkan ke wadah atau tempat penyimpanan, agar nasi tidak terpapar suhu panas terus-menerus,” ujar Consistania dalam gelar wicara Ravelle di Jakarta, Minggu, 28 September 2025.
Ia menjelaskan, paparan panas berulang, seperti ketika nasi dibiarkan terlalu lama di dalam rice cooker, dapat merusak struktur pati pada nasi. Pati yang rusak lebih mudah dipecah tubuh menjadi gula, sehingga kadar gula darah bisa meningkat signifikan.
“Pelaku kemudian mengambil pipa besi dari warung terdekat dan memukul korban beberapa kali hingga mengakibatkan luka robek di kepala dan memar di beberapa bagian tubuh,” kata Onkoseno.
Baca Juga: Ahli Gizi Beri Rekomendasi Pengaturan Waktu Sarapan dan Olahraga Pagi
Menurutnya, pemanasan berkali-kali melemahkan ikatan pada pati nasi, yang akhirnya meningkatkan indeks glikemik. Indeks glikemik sendiri merupakan ukuran seberapa cepat makanan mampu menaikkan kadar gula darah. Makanan dengan indeks glikemik tinggi, bila dikonsumsi terus-menerus, dapat meningkatkan risiko diabetes.
“Nasi itu mengandung komponen gula, gula pati yang terpapar panas yang terus-menerus berpotensi menaikkan indeks glikemik sehingga mudah meningkatkan kadar gula darah di tubuh,” jelas Consistania.
Lebih lanjut, ia menyarankan agar nasi matang segera dipindahkan ke wadah sebelum dikonsumsi maupun disimpan. Selain menurunkan risiko gangguan metabolisme, cara ini juga membantu menjaga kualitas gizi nasi.
Dengan kata lain, membiarkan nasi tetap hangat di rice cooker bukan pilihan terbaik dari sisi kesehatan. Memindahkannya ke wadah lain setelah matang bisa menjadi langkah sederhana namun penting, terutama bagi penderita atau individu dengan risiko diabetes.
(Sumber : Antara)