Ntvnews.id, Denpasar - Kepolisian Resor Badung, Bali, memaparkan kronologi kasus enam wisatawan asing yang mengalami diare dan satu orang yang meninggal dunia saat menginap di Clandestino Hostel, Canggu, Kuta Utara, Badung.
Kasubsi Penmas Seksi Humas Polres Badung, Aiptu Ni Nyoman Ayu Inastuti, dalam keterangannya di Denpasar, Jumat, 21 November 2025, menyebut korban meninggal bernama Deqingzhuoga (25) asal China. Peristiwa itu terjadi pada 2 September 2025 dan sempat ramai diberitakan media asing yang menduga penyebab insiden berkaitan dengan keracunan fumigasi kutu busuk atau keracunan makanan.
Namun, kepolisian menegaskan bahwa dugaan sementara menunjukkan kematian korban terkait sakit diare yang dialaminya.
“Sebab pasti kematian pasti orang tidak dapat ditentukan, akan tetapi sebab mati karena iritasi saluran pencernaan yang menimbulkan diare yang mengakibatkan kekurangan cairan dan elektrolit tidak dapat disingkirkan,” kata Ayu.
Pemeriksaan muntahan Deqingzhuoga di Laboratorium Forensik Denpasar tidak menemukan adanya senyawa berbahaya seperti pestisida, narkoba, sianida, logam berat arsen, bahan kimia berbahaya, maupun metanol. Hasil autopsi di RSUP Prof. Ngoerah juga menegaskan tidak ada tanda kekerasan fisik.
Selain itu, pemeriksaan organ dalam menunjukkan bercak perdarahan serta pelebaran pembuluh darah pada selaput lambung, cairan hitam kehijauan pada rongga lambung, bercak kemerahan pada usus halus, dan kondisi usus besar yang kosong—semuanya merupakan indikasi penyakit diare yang berat.
Baca Juga: Dongkrak Turis Asing, Evita PDIP Desak Visa Gratis Diperbanyak
Kronologi Sebelum Korban Meninggal
Enam wisatawan lain yang menginap di hostel tersebut turut mengalami gejala serupa, masing-masing Mingmin Lei (37) asal China, Melanie Irene (22) dan Alisa Kokonozi (22) asal Jerman yang menempati kamar nomor 8; serta Alahmadi Yousef Mohammed (26) asal Arab Saudi, Cana Clifford Jay (27) asal Filipina, dan Zhou Shanshan (29) asal China yang berada di kamar nomor 5.
Saksi karyawan hostel menjelaskan bahwa pada Senin, 1 September 2025, sekitar pukul 20.00 Wita, Deqingzhuoga datang ke resepsionis mengeluhkan sakit kepala, nyeri punggung, dan tubuh lemas. Ia juga muntah satu kali. Saksi menawarkan makanan, tetapi korban menolak dan hanya meminta air serta pisang. Tawaran untuk memanggil dokter pun belum diterima oleh korban karena mempertanyakan biaya pengobatan.
Menjelang pukul 23.30 Wita, saksi kembali mengecek kondisi korban dan mengajaknya berobat menggunakan transportasi daring sekitar pukul 00.30 Wita.
“Sesampainya di klinik, korban sempat mendapat penanganan awal dari dokter, namun karena tidak memiliki biaya, korban hanya diberi resep obat,” kata Ayu.
Korban kemudian membeli obat di apotek dekat klinik.
Baca Juga: Viral Turis Kembalikan Batu Alam yang Diambil 10 Tahun Lalu, Sertakan Surat Permintaan Maaf
Korban Ditemukan Tak Bernyawa
Pada Selasa, 2 September 2025, sejumlah tamu hostel mulai mengalami mual, muntah, dan diare. Mereka dirawat di fasilitas kesehatan berbeda seperti RS BIMC Kuta, RS Siloam Kuta, dan Clinic Nusa Medical.
Deqingzhuoga ditemukan terbaring di lantai kamar setelah karyawan menyadari ia tidak melakukan check out. Petugas Polsek Kuta Utara yang melakukan olah TKP mendapati kamar sudah terbuka dan korban dalam posisi tengadah setelah pemeriksaan sebelumnya oleh dokter dari Clinic Nusa Medical.
Hasil pemeriksaan luar oleh dr. Marcell menunjukkan korban tidak memiliki denyut nadi, tidak ada tanda-tanda kekerasan, diduga mengalami dehidrasi, dan diperkirakan meninggal 2–12 jam sebelum ditemukan.
Polisi juga menemukan sejumlah obat yang diduga milik korban, antara lain Lorano Akut, ibuhexal akut, paracetamol, amoxicillin 500, siderm lotion, predmisolon 5 mg, vicee 500, fenbid capsul, serta dua bungkus obat dalam klip plastik.
“Dengan demikian, kematian korban diduga kuat disebabkan oleh kondisi kesehatan/penyakit yang dideritanya, bukan karena tindak pidana. Namun demikian, penyelidikan tetap berlanjut untuk memastikan penyebab pasti,” ujar Ayu.
(Sumber: Antara)
Tim Kepolisian Resor Badung, Polsek Kuta Utara, melakukan olah tempat kejadian perkara di hostel tempat WNA China ditemukan meninggal dunia. ANTARA/HO-Humas Polres Badung (Antara)