Ntvnews.id, Bangkok - Kamboja dan Thailand kembali terlibat saling tuding setelah pecahnya bentrokan terbaru di sepanjang wilayah perbatasan yang masih dipersengketakan.
Pemerintah Kamboja mengeklaim bahwa militer Thailand menembak mati seorang warga sipil, sementara Thailand menuduh bahwa ledakan ranjau yang diduga baru ditanam pihak Kamboja telah menyebabkan tentaranya terluka.
Dilansir dari AFP, Jumat, 14 November 2025, Insiden ini membuat Thailand menunda pelaksanaan perjanjian damai dengan Kamboja. Perjanjian tersebut sebelumnya ditandatangani dengan kehadiran Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Malaysia bulan lalu.
Dalam pengumuman penangguhan pada Senin. 10 November 2025 waktu setempat, Thailand menuding Kamboja menempatkan ranjau darat baru di area perbatasan hingga akhirnya meledak dan melukai empat tentara yang tengah berpatroli.
Baca Juga: Kamboja Klaim Tentara Thailand Tembaki Warga Sipil di Perbatasan, 5 Orang Terluka
Dua hari setelahnya, tepatnya Rabu, 12 November 2025, pejabat kedua negara kembali melaporkan terjadinya kontak senjata di wilayah perbatasan antara Provinsi Sa Kaeo di Thailand dan Provinsi Banteay Meanchey di Kamboja.
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menyebut satu warga sipil meninggal dunia dan tiga lainnya mengalami luka-luka.
Tentara Kamboja menerima seorang tentara Kamboja yang kembali di pos pemeriksaan perbatasan O'Smach di Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja, 1 Agustus 2025. (Dok.Antara)
"Tindakan tersebut bertentangan dengan semangat kemanusiaan dan perjanjian terbaru untuk menyelesaikan masalah perbatasan secara damai," sebut Hun Manet dalam pernyataan via Facebook.
Namun, pemerintah Thailand membantah tudingan tersebut. Juru bicara militer Thailand, Wintai Suvaree, menegaskan bahwa pasukan Kamboja telah "melepaskan tembakan ke wilayah Thailand".
Ia juga menyampaikan bahwa tentara Thailand "berlindung dan melepaskan tembakan peringatan sebagai respons".
Wintai menambahkan bahwa baku tembak yang berlangsung sekitar 10 menit itu tidak menyebabkan korban jiwa di pihak Thailand.
Baca Juga: Thailand-Kamboja Akhiri Konflik Perbatasan, Trump dan Anwar Ibrahim Jadi Saksi Perdamaian
Di sisi lain, Kementerian Informasi Kamboja merilis foto dan video yang diklaim menunjukkan warga sipil yang terluka, salah satunya seorang pria dalam ambulans dengan kaki berdarah. Namun, AFP belum dapat mengonfirmasi keaslian materi tersebut.
Ketegangan terbaru ini kembali menyulut konflik setelah bentrokan bersenjata terjadi selama lima hari pada Juli lalu. Dalam insiden sebelumnya, sebanyak 48 orang tewas dan sekitar 300.000 penduduk harus mengungsi akibat saling serang dengan roket, artileri berat, hingga serangan udara.
Sengketa ini berakar pada perbatasan yang dipetakan saat masa kolonial Prancis, dengan kedua negara mengklaim sejumlah kuil bersejarah di wilayah tersebut.
Arsip foto - Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Prey Chan, Banteay Meanchey, Kamboja (29/8/2025). Meski gencatan senjata telah diberlakukan, penjagaan ketat tetap dilakukan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa. (Antara)