Ntvnews.id, Phnom Penh - Pemerintah Kamboja menuduh tentara Thailand menembaki warga sipil di wilayah perbatasan hingga menyebabkan lima orang terluka. Insiden itu disebut sebagai bagian dari ketegangan yang terus berlanjut di antara kedua negara.
Menteri Informasi Kamboja Neth Pheaktra, dalam pernyataannya pada Rabu, 12 November 2025, menyebutkan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Desa Prey Chan, wilayah Ou Beychoan, Distrik Ou Chrov, Provinsi Banteay Meanchey.
"Tentara Thailand melepaskan tembakan ke arah warga sipil di Desa Prey Chan, wilayah Ou Beychoan, Distrik Ou Chrov, Provinsi Banteay Meanchey, melukai lima warga sipil, menurut informasi awal dari otoritas setempat," ungkapnya melalui pesan teks yang dikirim kepada awak media lewat aplikasi Telegram.
Baca Juga: Kemlu Sebut Tak Ada WNI yang Jadi Korban Perang Kamboja-Thailand, Berikut Nomor KBRI
Insiden itu terjadi dua hari setelah Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul memerintahkan penangguhan deklarasi perdamaian bersama antara kedua negara. Keputusan tersebut diambil menyusul ledakan ranjau darat di dekat Kuil Preah Vihear, di kawasan perbatasan, yang menyebabkan dua prajurit Thailand terluka.
Pihak Thailand menuduh Kamboja menanam ranjau darat baru di wilayah tersebut. Namun, pemerintah Kamboja membantah tudingan tersebut dengan menyatakan bahwa ranjau yang meledak merupakan peninggalan dari masa perang saudara Kamboja yang berlangsung hampir tiga dekade.
(Sumber: Antara)
Seorang pria Kamboja yang terluka dalam dugaan penembakan di Thailand menerima perawatan medis di sebuah rumah sakit di Provinsi Banteay Meanchey, Kamboja, 12 November 2025. ANTARA/inhua/HO Agence Kampuchea Presse (Antara)