Ntvnews.id, Roma - Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, menegaskan bahwa negaranya akan memainkan peran penting dalam dinamika Timur Tengah, seiring partisipasinya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Menteri Luar Negeri G7 yang dibuka di Kanada pada Selasa.
"Komitmen Italia di Timur Tengah akan penting, kita lihat saja seperti apa komitmennya: bisa berupa pelatihan polisi Palestina, bisa juga berupa kontribusi yang kuat dalam pemerintahan sipil," ujar Tajani kepada kantor berita ANSA di sela-sela KTT tersebut, sebagaimana dikutip dari Anadolu, Kamis, 13 November 2025.
Tajani menekankan bahwa Italia “pasti akan bersikap konstruktif,” sembari menyoroti keputusan pemerintah untuk mengalokasikan dana sebesar 60 juta euro (sekitar Rp1,1 triliun) guna mendukung upaya rekonstruksi di kawasan tersebut. Dari jumlah tersebut, sekitar lima juta euro telah disalurkan beberapa bulan lalu.
Baca Juga: Model Italia Pamela Genini Ditemukan Tewas, Diduga Ditikam 24 Kali oleh Mantan Kekasih
“Kita harus memastikan bahwa gencatan senjata di Gaza benar-benar terkonsolidasi dan seluruh bantuan serta pasokan makanan sampai ke masyarakat,” tambah Tajani.
Lebih lanjut, Tajani menjelaskan bahwa utusan khusus Italia, yang sebelumnya telah melakukan kunjungan ke Yordania, Ramallah, Israel, dan Mesir, akan melanjutkan perjalanan ke Amerika Serikat. Langkah itu dilakukan untuk memastikan Italia berperan sebagai “protagonis” dalam proses rekonstruksi dan “fase perdamaian” berikutnya di kawasan tersebut.
Ilustrasi perang di Timur Tengah/ist
Perjanjian gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada 10 Oktober, berdasarkan rencana 20 poin yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump. Tahap pertama dari kesepakatan tersebut mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina, pembangunan kembali Gaza, serta pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa keberadaan Hamas.
Baca Juga: Inter Milan 'Kudeta' Napoli, Rebut Puncak Klasemen Liga Italia Usai Tundukkan AS Roma
Selain fokus pada Timur Tengah, Tajani juga menyinggung situasi kemanusiaan di Sudan. Menanggapi konflik yang masih berlangsung antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), Tajani menyatakan harapan agar gencatan senjata dapat segera dicapai.
“Italia sedang mengorganisir bantuan yang signifikan. Sebuah pesawat dan kapal berisi perlengkapan untuk anak-anak akan tiba di Port Sudan sebelum Natal,” ujarnya.
Konflik di Sudan telah berlangsung sejak 15 April 2023, ketika pertempuran pecah antara tentara nasional dan RSF. Upaya mediasi regional maupun internasional sejauh ini gagal menghentikan kekerasan yang telah menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan warga untuk mengungsi dari rumah mereka.
Bendera Kelompok G7, terdiri dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia dan Jepang. (ANTARA)