KLH: 13,6 Ton Cengkih Terkontaminasi Cs-137 Akan Dimusnahkan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Nov 2025, 23:00
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Wamen LH/Wakil Kepala BPLH Diaz Hendropriyono (dua dari kanan) dalam konferensi pers terkait penanganan kontaminasi Cesium-137 (Cs-137) pada produk cengkih milik PT NJS di Jakarta, Selasa, 11 November 2025. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari. Wamen LH/Wakil Kepala BPLH Diaz Hendropriyono (dua dari kanan) dalam konferensi pers terkait penanganan kontaminasi Cesium-137 (Cs-137) pada produk cengkih milik PT NJS di Jakarta, Selasa, 11 November 2025. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) atau Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) memastikan sebanyak 13,6 ton cengkih milik PT Nature Java Spice (NJS) yang terpapar zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) akan segera dimusnahkan.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Wakil Kepala BPLH Diaz Hendropriyono dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 11 November 2025, menyebutkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menjadwalkan pemusnahan komoditas tersebut.

"KLH bersama BRIN dan Bapeten akan memulai proses pemusnahan cengkeh yang terkontaminasi Cs-137 sebesar 13,6 ton. PT NJS sudah menyetujui cengkeh yang terkontaminasi untuk dimusnahkan, saat ini masih dijadwalkan," katanya.

Diaz menambahkan, tim Satuan Tugas (Satgas) telah melakukan pemeriksaan langsung di area kebun hingga gudang cengkih milik PT NJS di Provinsi Lampung, dan hasilnya tidak ditemukan adanya paparan radioaktif di lokasi tersebut.

Baca Juga: Pemerintah Pastikan Cengkih Terpapar Cs-137 Berasal dari Lampung

Wilayah yang diperiksa meliputi tiga kebun cengkih masyarakat di Kabupaten Pesawaran, gudang cengkih di Sidomulyo, Lampung Selatan, kebun cengkih masyarakat di Penengahan dan Kalianda, Lampung Selatan, serta sejumlah lokasi lain termasuk persawahan masyarakat, area pemakaman umum, dan Pelabuhan Bakauheni.

"Pada 8–11 Oktober 2025, tim gabungan Bapeten, KLH, BRIN, dan Polri sudah melakukan investigasi ke wilayah-wilayah, tidak ditemukan kontaminasi CS-137. Perkebunan di ketiga kabupaten tersebut ditanyakan Bapeten sudah clean and clear," ujar dia.

Namun, Diaz menjelaskan bahwa paparan Cs-137 justru terdeteksi di area pemakaman umum di Penengahan, Lampung Selatan.

"Pada 25 Oktober 2025, tim malah menemukan adanya paparan CS-137 di pemakaman umum Penengahan, Lampung Selatan, dengan laju dosis sebesar 1,05–1,30 mikroSievert/jam, ini sudah di atas ambang batas Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika atau FDA dan Bapeten, yakni 0,5 mikroSievert/jam," tuturnya.

Baca Juga: Wamentan Tanggapi Temuan Cengkih Indonesia Diduga Terpapar Radioaktif

Sebagai langkah pengamanan, tim Satgas telah menutup area pemakaman yang terpapar dengan lapisan semen.

"Yang di pemakaman sudah disemen 13 cm, harusnya sudah aman," ucap Diaz.

Sebelumnya, Satgas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cesium-137 (Satgas Cs-137) menyatakan bahwa hanya satu dari 12 kontainer cengkih milik PT NJS yang dikirim ke Amerika Serikat (AS) terindikasi mengandung paparan Cs-137.

“Satu kontainer suspect 137 (Cs-137) berisi cengkih dijadwalkan tiba di Surabaya pada 29 Oktober 2025. Jadi kontainer yang suspect itu hanya satu,” kata Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Cs-137, Bara Krishna Hasibuan.

Satgas juga telah melakukan pengecekan lapangan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, serta pengujian laboratorium di Bapeten dan BRIN terhadap kontainer yang dicurigai tersebut untuk memastikan tingkat paparan radioaktifnya.

(Sumber: Antara) 

x|close