13 Korban Ledakan SMAN 72 Masih Dalam Perawatan di RSIJ Cempaka Putih

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Nov 2025, 14:24
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Direktur Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih Jakarta Pusat Pradono Handojo saat memberi keterangan kepada media di Jakarta, Senin, 10 November 2025. ANTARA/Khaerul Izan. Direktur Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih Jakarta Pusat Pradono Handojo saat memberi keterangan kepada media di Jakarta, Senin, 10 November 2025. ANTARA/Khaerul Izan. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, Jakarta Pusat, hingga Senin siang masih menangani 13 korban ledakan di SMAN 72 Jakarta, di mana dua di antaranya menjalani perawatan intensif dan sebelas lainnya dirawat di paviliun rumah sakit.

“Kami konfirmasi saat ini yang masih dirawat jumlahnya adalah 13 orang,” ujar Direktur RSIJ Cempaka Putih Jakarta Pusat, Pradono Handojo, di Jakarta, Senin, 10 November 2025.

Pradono menjelaskan, dari total korban ledakan yang terjadi pada Jumat, 7 November 2025, dua orang masih harus mendapat perawatan di ruang intensive care karena kondisi medis yang memerlukan pengawasan ketat dan dukungan alat kesehatan canggih.

Baca Juga: Mensos Syaifullah Yusuf Jenguk Korban Ledakan SMAN 72 di RSIJ Cempaka Putih

“Yang sebelas orang itu dirawat inap biasa. Sedangkan yang dua orang ini, satu di intensive care unit (ICU) dan satu di high care unit (HCU),” tambah Pradono.

Intensive care adalah perawatan medis khusus bagi pasien kritis atau dalam kondisi serius yang membutuhkan perhatian intensif.

Baca Juga: 2 Korban Ledakan SMAN 72 Masih Dirawat Intensif di RSIJ Cempaka Putih

Selain itu, Pradono menyampaikan bahwa sejak awal kejadian hingga Senin siang, RSIJ Cempaka Putih telah menerima 49 pasien, dan saat ini masih tersisa 13 orang yang dirawat.

Dari jumlah tersebut, satu pasien berusia di atas 18 tahun, yakni seorang pedagang di kantin sekolah.

“Yang di atas 18 tahun ada satu yaitu pekerja di kantin sekolah,” jelasnya.

(Sumber: Antara) 

x|close