Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi merekomendasikan agar kegiatan belajar-mengajar di SMA Negeri 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, tetap dilanjutkan, namun dengan metode yang disesuaikan dengan kondisi pasca-insiden ledakan.
“Proses belajar-mengajar akan tetap berlanjut, hanya metode dan caranya yang sedang tadi didiskusikan,” ujar Arifah saat ditemui di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta, Sabtu malam, 8 November 2025.
Ia menjelaskan bahwa Kementerian PPPA tengah berkoordinasi dengan sejumlah kementerian/lembaga terkait serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk merancang pola pembelajaran yang memperhatikan kondisi psikologis siswa, guru, dan juga para orang tua.
"Besok Minggu, 9 November 2025 akan dibicarakan lebih lanjut seperti apa sistem terbaik yang bisa diterapkan mulai Senin. Menurut saya sangat penting dilakukan pendampingan bukan hanya sesaat ya,” ujarnya.
Arifah juga menegaskan bahwa pendampingan dari Kementerian PPPA tidak hanya berfokus pada pemulihan psikologis anak, tetapi juga mencakup dukungan bagi para orang tua serta tenaga pendidik yang terdampak secara emosional.
"Iya, iya, kami ini pendampingan - pemulihan, itu penting, saya yang anaknya tidak bersekolah di situ saja merasakan berat, apalagi para orang tua dan guru di sana,” cetusnya menegaskan.
Baca Juga: Polisi Temukan Serbuk Diduga Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku SMAN 72 Jakarta
Sebagaimana diketahui, pada Jumat 7 November 2025 sekitar pukul 12.15 WIB, terjadi ledakan di lingkungan SMA Negeri 72 Jakarta, yang berada di dalam kompleks Kodamar TNI Angkatan Laut (AL), Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Menurut keterangan saksi, ledakan terjadi ketika siswa dan guru sedang melaksanakan salat Jumat di masjid sekolah tersebut. “Letusan pertama terdengar ketika khotbah sedang berlangsung, disusul ledakan kedua yang diduga berasal dari arah berbeda,” ungkap saksi di lokasi kejadian.
Berdasarkan data Posko Pelayanan Polri di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, hingga Sabtu 8 November 2025 pukul 10.30 WIB, tercatat 96 korban akibat ledakan tersebut yang dirawat di tiga rumah sakit di wilayah Jakarta Pusat.
Rinciannya, di RS Islam Cempaka Putih terdapat 43 pasien, terdiri dari 14 pasien rawat inap dan 29 pasien yang telah diperbolehkan pulang. Sementara di RS Yarsi, terdapat 15 pasien, di mana 14 orang masih dirawat dan satu pasien sudah pulang. Adapun di RS Pertamina Jaya, terdapat tujuh pasien, dengan satu orang masih menjalani perawatan.
Secara keseluruhan, 67 pasien telah pulang ke rumah masing-masing, sementara 29 orang lainnya masih dirawat di ketiga rumah sakit tersebut.
(Sumber: Antara)
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi memberikan keterangan selepas menjenguk siswa SMAN 72 Kelapa Gading yang menjadi korban ledakan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta, Sabtu 8 November 2025 malam. ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo (Antara)