Menteri PPPA: Solidaritas Antarsiswa SMA 72 Jadi Kekuatan Pemulihan Korban

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Nov 2025, 10:47
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi memberikan keterangan selepas menjenguk siswa SMAN 72 Kelapa Gading yang menjadi korban ledakan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta, Sabtu 8 November 2025 malam. ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi memberikan keterangan selepas menjenguk siswa SMAN 72 Kelapa Gading yang menjadi korban ledakan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta, Sabtu 8 November 2025 malam. ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menilai bahwa solidaritas dan empati antarsiswa SMA Negeri 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, menjadi faktor penting dalam mempercepat proses pemulihan korban ledakan yang terjadi di sekolah tersebut.

“Tadi ketika saya keluar dari kamar anak-anak yang menjadi korban ini, banyak teman-temannya menjenguk. Artinya solidaritas, empati dari teman-teman ini sangat luar biasa. Ini menunjukkan empati dan rasa kebersamaan yang sangat tinggi,” ujar Arifah saat ditemui di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta, Sabtu malam, 8 November 2025.

Ia menyampaikan bahwa kondisi fisik para siswa yang menjadi korban di RS Islam Jakarta kini berangsur membaik. Selain penanganan medis, dukungan emosional dari teman-teman sebaya juga memiliki peran besar dalam membantu mereka pulih dari trauma pascakejadian.

Sebagai bentuk dukungan, Arifah turut mengajak jajaran Kementerian PPPA untuk menjenguk langsung para korban guna memberikan semangat, empati, serta memastikan proses pemulihan psikologis anak-anak berjalan baik.
“Kami menyampaikan empati dan tetap menyemangati anak-anak dan juga keluarga yang hadir di situ supaya mereka tidak patah semangat untuk melanjutkan sekolah. Saya tanya cita-cita mereka, ada yang ingin jadi polisi, ada yang mau jadi pengusaha. Kita doakan bersama, ya,” ujarnya.

Baca Juga: Polisi Temukan Serbuk Diduga Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku SMAN 72 Jakarta

Arifah menegaskan bahwa pemulihan kondisi anak-anak korban beserta keluarga dan tenaga pendidik menjadi prioritas utama Kementerian PPPA. Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan asumsi atau spekulasi terkait dugaan pelaku ledakan yang disebut-sebut merupakan siswa dari sekolah tersebut.
Dia menekankan bahwa penanganan kasus sepenuhnya dilakukan oleh aparat kepolisian secara profesional.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak sekolah, pemerintah daerah, dan lembaga terkait untuk memastikan pendampingan berkelanjutan bagi seluruh siswa, guru, dan keluarga korban," cetusnya.

Peristiwa ledakan itu sendiri terjadi pada Jumat 7 November 2025 sekitar pukul 12.15 WIB di kawasan SMA Negeri 72 Jakarta, yang berlokasi di dalam kompleks Kodamar TNI Angkatan Laut (AL), Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Berdasarkan keterangan saksi, ledakan terdengar ketika siswa dan guru sedang menunaikan salat Jumat di masjid sekolah. “Letusan pertama terdengar ketika khotbah sedang berlangsung, disusul ledakan kedua yang diduga berasal dari arah berbeda,” kata saksi di lokasi.

Menurut data dari Pos Pelayanan Polri di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, hingga Sabtu siang 8 November 2025 pukul 10.30 WIB, terdapat total 96 korban yang dirawat di tiga rumah sakit di wilayah Jakarta Pusat.

Rinciannya, di RS Islam Cempaka Putih terdapat 43 pasien, terdiri dari 14 pasien rawat inap dan 29 pasien yang telah pulang. Di RS Yarsi, ada 15 pasien, dengan 14 orang masih menjalani perawatan dan satu pasien telah dipulangkan. Sementara itu, RS Pertamina Jaya menangani tujuh pasien, satu di antaranya masih dirawat.

Secara keseluruhan, 67 pasien telah diperbolehkan pulang, sementara 29 orang lainnya masih menjalani perawatan medis di ketiga rumah sakit tersebut.

(Sumber : Antara)

x|close