Ntvnews.id, Jakarta - Bau tidak sedap yang tercium dari fasilitas pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta Utara, diduga bersumber dari tumpukan sampah yang menumpuk di area pengolahan tersebut.
“Hari ini katanya RDF tidak beroperasi lagi tapi bau busuk masih terasa sampai di sini. Tadi wartawan datang ke sini juga merasakan hal yang sama,” ujar Ketua RT 18 Cakung Timur, Andre Maryono, di Jakarta, Senin, 3 November 2025.
Ia menuturkan bahwa kondisi udara di kawasan sekitar menjadi tidak sehat dan telah berdampak pada warga yang bermukim di permukiman sekitar.
“Jarak perumahan saya sekitar 800 meter dari lokasi dan merasakan dampak. Di perumahan lain juga ikut merasakan hal yang sama,” kata Koordinator Forum Warga Shinano, Mahakam & Savoy JGC itu.
Andre pun mengajak Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung untuk datang langsung ke lokasi perumahan warga agar dapat melihat dan merasakan langsung dampak dari keberadaan fasilitas pengolahan sampah dengan kapasitas 2.500 ton per hari tersebut.
Baca Juga: Pramono Siap Selesaikan Masalah Bau di RDF Rorotan
“Jangan hanya datang ke RDF saja, tapi datang ke sini dan kalau perlu lakukan sidak,” ujarnya.
Pihaknya kini menunggu tanggapan resmi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terkait kelanjutan persoalan ini. Ia mengatakan bahwa warga sudah melayangkan surat permohonan audiensi dengan gubernur untuk menyampaikan kondisi sebenarnya di lapangan.
“Kami khawatir gubernur hanya mendapat laporan yang baik-baik saja selama ini, padahal kondisi sudah memburuk,” ucapnya.
Andre juga meminta agar operasional RDF ditutup karena meski telah melalui berbagai tahap uji coba, hasilnya tetap menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar.
“Apa yang dirasakan hari ini sama dengan sewaktu uji coba di awal tahun lalu dan beberapa bulan setelah itu,” katanya.
Menurutnya, pihak pengelola RDF sebelumnya telah berjanji untuk mematuhi standar operasional prosedur (SOP) dan melakukan sejumlah perbaikan, seperti peninggian cerobong asap dan perbaikan alat pengangkutan sampah. Namun, Andre menilai komitmen tersebut tidak dijalankan.
Baca Juga: Besok Warga Sekitar Bakal Demo Tuntut Penutupan RDF Rorotan
“Tapi faktanya mereka melanggar SOP yang mereka buat,” tegasnya.
Sementara itu, sebanyak 20 anak dan balita yang tinggal di RT 18 Cakung Timur dilaporkan mengalami gangguan kesehatan yang diduga terkait uji coba operasional RDF Plant Rorotan.
Seluruh warga tersebut mengalami sakit selama Oktober 2025 setelah fasilitas RDF mulai diuji coba. “Penyakit yang dialami warga mulai dari sakit mata, batuk, pilek, muntah, Bronchopneumonia, hingga Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),” ujarnya.
Sebagian warga melakukan pengobatan mandiri, sementara lainnya sempat dirawat di rumah sakit.
Menanggapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo memerintahkan penghentian sementara komisioning RDF Plant Rorotan sampai tersedia kendaraan pengangkut sampah yang memenuhi standar.
“Dipersiapkan sampai adanya truk yang ‘compact’ yang bisa membawa sampah ke Rorotan. Karena persoalannya di sana,” kata Pramono di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa.
Menurut Pramono, Pemprov DKI Jakarta kini tengah mendalami penyebab permasalahan yang muncul di RDF Rorotan. Ia menilai bahwa masyarakat sejauh ini tidak memprotes hasil uji coba RDF, melainkan menyoroti proses mobilisasi sampah yang menimbulkan bau tidak sedap.
“Yang menjadi masalah adalah ketika sampahnya dilakukan mobilisasi atau pengangkutan, truknya tidak ‘compact’ sehingga air lindinya tumpah. Dan inilah yang menyebabkan bau,” jelasnya.
(Sumber: Antara)
asilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar atau (Dinas Lingkungan Hidup DKI/ NTVNews.id)