Hamas Bantah Serang Israel, Sebut Israel yang Lakukan Pelanggaran

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Okt 2025, 13:55
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Dedi
Editor
Bagikan
Arsip foto - Anggota pasukan Brigade Al-Qassam, sayap militer kelompok perlawanan Palestina, Hamas. ANTARA/Anadolu/as/am. Arsip foto - Anggota pasukan Brigade Al-Qassam, sayap militer kelompok perlawanan Palestina, Hamas. ANTARA/Anadolu/as/am. (Antara)

Ntvnews.id, Istanbul – Kelompok Hamas membantah tuduhan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa mereka telah menembaki pasukan Israel di Rafah, Jalur Gaza. Hamas menegaskan justru pihak Israel yang melanggar perjanjian gencatan senjata yang saat ini masih berlaku.

Dalam pernyataannya pada Selasa, kelompok perlawanan Palestina itu menegaskan komitmen mereka terhadap perjanjian gencatan senjata yang disepakati di Mesir dengan dukungan Amerika Serikat.

"Pengeboman kriminal yang dilakukan oleh tentara pendudukan fasis (Israel) di sebagian wilayah Jalur Gaza merupakan pelanggaran nyata terhadap perjanjian gencatan senjata," ujar Hamas.

Sebelumnya, pasukan Israel melancarkan serangan udara dan artileri di berbagai wilayah Gaza pada Selasa, 28 Oktober 2025 setelah Netanyahu memerintahkan aksi militer ke Rafah dengan alasan Hamas telah melanggar gencatan senjata.

Baca Juga: Hamas: ICJ Buktikan Israel Lakukan Genosida Lewat Pembatasan Bantuan ke Gaza

Media Israel melaporkan, serangan tersebut terjadi setelah pasukan Israel diklaim ditembaki penembak jitu dan peluru anti-tank di Rafah.

Hamas mendesak para mediator untuk "segera bertindak menekan Israel, mencegah eskalasi brutal terhadap warga sipil, menghentikan pelanggaran serius terhadap gencatan senjata, dan memastikan kepatuhan penuh terhadap segala ketentuannya."

Baca Juga: Kelakar Trump Bakal Musnahkan Hamas, Jika...

Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai diberlakukan sejak 10 Oktober lalu, berdasarkan rencana perdamaian yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Kesepakatan itu terdiri atas beberapa tahap, dengan fase pertama berupa pertukaran sandera dan tahanan, dilanjutkan dengan rekonstruksi Gaza serta pembentukan pemerintahan baru tanpa melibatkan Hamas.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 68.500 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat serangan Israel di Gaza, sementara lebih dari 170.000 lainnya mengalami luka-luka.

(Sumber: Antara) 

TERKINI

Banyak Muncul Konten Positif MBG, Ini Kata Kepala BGN

Nasional Kamis, 30 Okt 2025 | 07:05 WIB

Menilik RSF yang Lakukan Genosida di Sudan

Luar Negeri Kamis, 30 Okt 2025 | 07:05 WIB

Israel Masih Gempur Gaza, Ini Kata Trump

Luar Negeri Kamis, 30 Okt 2025 | 07:04 WIB

Uni Eropa Desak Semua Pihak Hormati Gencatan Senjata di Gaza

Luar Negeri Kamis, 30 Okt 2025 | 06:55 WIB

AS Desak Warganya Segera Tinggalkan Mali, Ada Apa?

Luar Negeri Kamis, 30 Okt 2025 | 06:35 WIB

Korea Utara Uji Coba Rudal Kunjungan Trump ke Korsel

Luar Negeri Kamis, 30 Okt 2025 | 06:20 WIB

Purbaya: Saya Mau Kerja Aja, Gak Tertarik Terjun ke Politik

Politik Kamis, 30 Okt 2025 | 06:20 WIB

Pilu, Turis Tewas Setelah Tertinggal dari Kapal

Luar Negeri Kamis, 30 Okt 2025 | 06:10 WIB
Load More
x|close