Hamas Serahkan Daftar Tahanan Palestina Untuk Pertukaran Dengan Israel

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Okt 2025, 16:54
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Arsip foto - Proses pertukaran tahanan dan sandera antara Hamas dan Israel di Rafah, Gaza pada 22 Februari 2025. (ANTARA/Anadolu/pri.) Arsip foto - Proses pertukaran tahanan dan sandera antara Hamas dan Israel di Rafah, Gaza pada 22 Februari 2025. (ANTARA/Anadolu/pri.) (Antara)

Ntvnews.id, Istanbul – Kelompok Hamas telah menyerahkan daftar nama tahanan Palestina yang diusulkan untuk dibebaskan oleh Israel, menyusul kesepakatan fase pertama gencatan senjata di Gaza yang dimediasi oleh Amerika Serikat.

Dalam pernyataan di akun Telegram resminya pada Kamis, 9 Oktober 2025, Hamas menyampaikan bahwa pembebasan tahanan akan dilakukan melalui mekanisme pertukaran dengan Israel, sesuai dengan kriteria yang telah disepakati dalam perjanjian gencatan senjata.

Kelompok itu juga menegaskan bahwa pembebasan warga Palestina dari penjara-penjara Israel merupakan salah satu prioritas utama mereka. Hamas menambahkan bahwa upaya tersebut akan terus berlanjut hingga tahanan Palestina terakhir dibebaskan.

Dalam pernyataan sebelumnya, Hamas mengumumkan bahwa mereka telah menyetujui fase pertama dari rencana gencatan senjata yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump, serta menyampaikan apresiasi atas peran Turki, Qatar, dan Mesir dalam upaya mediasi.

Hamas menyatakan, “Hamas mengumumkan bahwa sebuah kesepakatan telah dicapai yang mencakup penghentian perang di Gaza, penarikan pasukan pendudukan, masuknya bantuan kemanusiaan, dan pertukaran tahanan.”

Baca Juga: Gedung Putih: Hamas Akan Mulai Bebaskan Sandera Israel pada Senin Mendatang

Pernyataan tersebut disampaikan tidak lama setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan tahap awal dari rencana perdamaian yang disusun oleh Amerika Serikat.

Rencana yang terdiri atas 20 poin itu pertama kali diumumkan pada 29 September, dan mencakup pembebasan seluruh sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina, penerapan gencatan senjata, pelucutan senjata Hamas, serta rekonstruksi Gaza.

Setelah serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, sekitar 250 orang dilaporkan dibawa ke Jalur Gaza sebagai sandera. Pemerintah Israel memperkirakan sekitar 50 orang masih ditahan di wilayah tersebut, dengan sekitar 20 di antaranya diyakini masih hidup.

Sementara itu, kelompok hak asasi manusia Israel HaMoked mencatat lebih dari 11.000 warga Palestina kini berada di penjara-penjara Israel, termasuk 3.544 orang yang ditahan tanpa proses pengadilan.

Sejak pecahnya konflik pada Oktober 2023, serangan militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 67.200 warga Palestina, sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak.

(Sumber: Antara) 

x|close