Israel Siap Menyerang Lagi Jika Hamas Tak Penuhi Kesepakatan Gencatan Senjata

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Okt 2025, 13:23
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Arsip foto - Pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu (kiri) bersama Presiden AS Donald Trump. Arsip foto - Pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu (kiri) bersama Presiden AS Donald Trump. (ANTARA)

Ntvnews.id, Washington — Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Israel dapat melanjutkan serangan militer di Jalur Gaza apabila kelompok Hamas gagal menepati perjanjian gencatan senjata.

"Apa yang terjadi dengan Hamas – itu akan segera diselesaikan," kata Trump kepada CNN melalui wawancara telepon pada Rabu, 15 Oktober 2025.

"Israel akan kembali ke jalan-jalan [di Gaza] itu segera setelah saya mengatakannya. Jika Israel bisa masuk dan menghancurkan mereka, mereka akan melakukannya," ujar Trump ketika ditanya konsekuensi jika Hamas menolak melucuti senjata.

"[Sebelumnya] saya harus menahan mereka," tambahnya, merujuk pada Israel.

Trump menekankan bahwa pembebasan 20 sandera Israel yang masih hidup adalah "yang terpenting," tetapi Hamas kini harus memenuhi kewajibannya untuk menyerahkan jasad sandera lainnya dan melucuti senjata.

Baca Juga: Trump Umumkan Fase 2 Rencana Perdamaian Gaza

Kelompok perlawanan Palestina mengumumkan pada Rabu, 15 Oktober 2025, bahwa mereka akan menyerahkan jenazah dua sandera Israel yang tersisa sesuai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel. Sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, menyatakan jasad itu akan dipindahkan pada pukul 22.00 waktu setempat (Kamis, 16 Oktober 2025, 02.00 WIB).

Mereka menyebutkan telah menepati kesepakatan, menyerahkan seluruh sandera yang masih hidup dan jasad yang "dapat mereka jangkau." Hamas menambahkan bahwa evakuasi jasad tersisa "membutuhkan upaya signifikan dan peralatan khusus" dan "sedang bekerja keras untuk menyelesaikan kasus ini."

Baca Juga: Israel Bebaskan 1.966 Tahanan Palestina Sebagai Bagian Kesepakatan Gencatan Senjata

Pekan lalu, Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas sepakat memulai tahap pertama gencatan senjata di Gaza pada 29 September. Tahap ini mencakup pertukaran sandera dan tahanan, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza.

Hamas diharuskan membebaskan 20 sandera Israel yang masih hidup dan menyerahkan jasad delapan sandera untuk ditukar dengan hampir 2.000 tahanan Palestina. Tahap kedua rencana gencatan senjata mencakup pembentukan pemerintahan baru di Gaza tanpa melibatkan Hamas, pembentukan pasukan multinasional, dan perlucutan senjata Hamas.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 67.900 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, menjadikan wilayah kantong itu hampir tidak layak huni.

(Sumber: Antara) 

x|close