Trump Umumkan Fase 2 Rencana Perdamaian Gaza

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Okt 2025, 11:45
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Prabowo Subianto (dua kiri) berdiri denga Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di suasana ruang konferensi di International Congress Centre, Sharm El-Sheikh, Mesir, pada Senin, 13 Oktober 2025. Presiden Prabowo Subianto (dua kiri) berdiri denga Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di suasana ruang konferensi di International Congress Centre, Sharm El-Sheikh, Mesir, pada Senin, 13 Oktober 2025. (ANTARA)

Ntvnews.id, Washington — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa “fase dua” dari perjanjian gencatan senjata Gaza resmi dimulai, setelah tahap pertama berhasil membebaskan 20 sandera Israel. Kesepakatan tersebut dimediasi oleh Turki, Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir.

“Seluruh dua puluh sandera telah kembali dan perasaan adalah sebaik yang diharapkan,” tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social, pada Selasa, 14 Oktober 2025.

“Sebuah beban besar telah terangkat, tetapi pekerjaan belum selesai. Mereka yang tewas belum dipulangkan, seperti yang dijanjikan! Fase Dua dimulai sekarang juga!!!” lanjutnya.

Dalam kesepakatan tahap pertama, Hamas dan Israel melakukan pertukaran sandera dan tahanan, di mana ratusan warga Palestina dibebaskan dari penjara militer Ofer yang dikenal memiliki kondisi keras, serta dari fasilitas penahanan lain di Gurun Negev. Sementara itu, seluruh 20 sandera Israel yang masih hidup juga telah dibebaskan.

Baca Juga: Hamas Diskusikan 20 Poin Perdamaian Gaza yang Diinisiasi Trump

Pada Senin, 13 Oktober 2025, Trump bersama Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menghadiri pertemuan tingkat tinggi di kota resor Sharm el-Sheikh, Mesir. Pertemuan tersebut mempertemukan sejumlah pemimpin dunia untuk membangun dukungan internasional terhadap rencana gencatan senjata yang diinisiasi oleh Trump di Gaza.

Dalam fase kedua, kesepakatan yang digagas Amerika Serikat itu mencakup pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Jalur Gaza, pembentukan pasukan multinasional, serta upaya perlucutan senjata kelompok Hamas.

Sejak Oktober 2023, agresi Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina yaitu sebagian besar perempuan dan anak-anak dengan membuat wilayah tersebut nyaris tidak layak huni.

(Sumber: Antara) 

x|close