Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin, menyampaikan bahwa banjir yang melanda Kota Semarang dan Kabupaten Demak telah berdampak pada sekitar 46 ribu orang hingga Senin, 27 Oktober 2025.
Penyebab banjir yang masih terjadi hingga saat ini salah satunya adalah pompa penyedot air yang belum bisa digunakan secara optimal.
Gus Yasin merinci, dari total warga terdampak terdapat sekitar 25 ribu kepala keluarga (KK) atau 46 ribu jiwa yang berada di Kaligawe, Semarang, dan Kabupaten Demak. Meski sudah terdata, warga tersebut sebagian besar belum bersedia dievakuasi oleh petugas.
"Belum ada yang mau dievakuasi atau mengungsi, mereka pilih bertahan. Tapi Dinsos sudah menyiapkan opsi, penyiapan dapur umum, dan antisipasi ketika ada kepadatan lalu lintas yang menyebabkan kemacetan," ujar Gus Yasin, Senin, 27 Oktober 2025.
Baca Juga: Pemkot Semarang Gerak Cepat Atasi Banjir, Imbau Warga Tetap Waspada
Gus Yasin juga menjelaskan bahwa sejumlah pompa air di Sungai Kaligawe, Sringin, dan Kali Tenggang masih dalam tahap perbaikan. Hal ini membuat penanganan banjir di lapangan belum maksimal.
"Minta maaf kepada masyarakat Demak, Genuk Kota Semarang, dan pelaku jalanan (yang terdampak banjir). Kami sudah lakukan percepatan-percepatan, tapi memang belum masif," tambahnya.
Meski demikian, pemerintah provinsi sudah menyiapkan langkah-langkah untuk mempercepat penanganan. Saat ini, delapan unit pompa telah dikerahkan di Sungai Kaligawe dengan kapasitas antara 250 hingga 2.000 liter per detik (lps). Selain itu, rencana pembangunan rumah pompa air berkapasitas 6.000 lps juga tengah berjalan.
"Tapi insya Allah akan ada rumah pompa di Kali Tenggang berkapasitas 6.000 lps yang mampu membuang genangan air lebih cepat," tegas Gus Yasin.
Baca Juga: Hujan Deras Guyur Jakarta, Ini Wilayah yang Banjir hingga Setinggi 50 Sentimeter
Selain penanganan darurat dengan pompa, Gus Yasin menekankan bahwa solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir di Jawa Tengah harus melibatkan percepatan pembangunan tanggul laut, baik berupa giant sea wall maupun hybrid sea wall. Namun, ia juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan.
"Solusi berikutnya seperti masukan para ahli, adalah budaya buang sampah masyarakat dan perbaikan drainase. Alhamdulillah pembuangan sampah di Kota Semarang sudah mulai baik. Di kawasan atas (Semarang atas) juga perlu penanganan, utamanya penanaman pohon. Memang kita tidak bisa meminta petani," kata Gus Yasin.
Banjir di Semarang dan Demak sudah berlangsung hampir satu pekan. Kondisi ini tidak hanya merendam pemukiman, tetapi juga melumpuhkan akses utama, termasuk Jalan Pantura Semarang-Demak. Sejumlah warga pun terpaksa menumpang mobil bak terbuka agar bisa melintasi jalur yang masih tergenang banjir.
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi (Antara Jateng)