Kapolda Metro Minta Anggotanya Empati ke Masyarakat, saat Kebakaran Harus Hadir

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Okt 2025, 17:05
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Ramses Manurung
Editor
Bagikan
Arsip foto - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri (keempat kanan) menyampaikan pernyataan saat menemui massa aksi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat 29 Agustus 2025. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hma/nym. Arsip foto - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri (keempat kanan) menyampaikan pernyataan saat menemui massa aksi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat 29 Agustus 2025. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hma/nym. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri, meminta seluruh anggotanya menumbuhkan rasa empati terhadap masyarakat. Sikap ini diharapkan hadir, sebagai bagian dari tugas kepolisian sehari-hari.

Pesan sampaikan Asep kala menggembleng 393 personel Pamapta dari jajaran Polres, Polsek, hingga Polda Metro Jaya. Sebab, mereka ialah garda terdepan pelayanan publik.

"Pamapta adalah wajah, wajah pertama kepolisian yang berhadapan atau yang dilihat oleh masyarakat, yang menjadi etalase bagi pelayanan publik untuk masyarakat," ujar Asep yang ditirukan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Ade Ary Syam Indradi, Sabtu, 25 Oktober 2025.

Ade Ary menjelaskan, Pamapta bukan sekadar petugas piket. Mereka adalah sosok pertama yang berhadapan langsung dengan warga saat terjadi gangguan keamanan, kebakaran, atau laporan kejahatan.

Begitu laporan masuk, Pamapta wajib segera menuju TKP, memasang garis polisi, menenangkan warga, dan mengkoordinasi unit lain seperti Reserse, Lalu Lintas, dan Samapta.

Dalam situasi kebakaran, misalnya, mereka juga harus segera berkomunikasi dengan penyidik dan tim Labfor untuk memastikan olah TKP berjalan sesuai aturan.

"TKP harus status quo, dilakukan police line, berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar TKP, membantu mencari informasi. Kemudian saat mendatangi TKP itu juga memimpin piket fungsi lainnya," tuturnya.

Di samping itu, Pamapta juga bertugas menjaga arus lalu lintas di sekitar lokasi agar tidak menimbulkan kemacetan. Di sela-sela tugasnya, mereka melakukan patroli dialogis.

"Patroli di jam-jam rawan berdasarkan data yang ada, analisis data kriminalitas yang ada, melakukan patroli dialogis, kemudian berkomunikasi dengan masyarakat. Itu tugasnya," papar dia.

Kapolda Metro menekankan, kata dia, empati adalah modal utama seorang Pamapta. Setiap warga yang datang ke kantor polisi, baik untuk melapor kehilangan, meminta bantuan, atau sekadar mencari perlindungan, harus diperlakukan seperti saudara sendiri.

“Para Pamapta agar memiliki rasa empati, empati bahwa masyarakat yang datang ke kantor kepolisian, masyarakat yang melapor melalui 110, ada yang langsung datang, itu seperti saudara kita juga," jelasnya.

Asep ingin seluruh jajarannya benar-benar hadir di tengah masyarakat untuk menumbuhkan rasa aman dan kepercayaan.

"Bapak Kapolda berpesan agar berempati memahami apa yang dirasakan atau bagaimana kita harus mampu merasakan apa yang kesulitan yang sedang dihadapi oleh masyarakat, sehingga kita berkewajiban untuk membantu, merespon," jelasnya.

"Ini merupakan komitmen dari Bapak Kapolda Metro Jaya untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat," lanjut Ade Ary.

x|close