Ntvnews.id, Madrid - Seorang wisatawan asal Jerman mengalami kejadian tidak menyenangkan setelah mencuri batu vulkanik dari Kepulauan Canary sebagai suvenir. Bukannya menjadi kenangan indah, tindakannya justru berujung pada apa yang disebut sebagai 'kutukan'.
Taman Nasional Timanfaya di Kepulauan Canary, Spanyol, membagikan sebuah surat tulisan tangan dari turis tersebut.
Dalam surat yang dikutip dari The People , Sabtu, 25 Oktober 2025, pria itu mengaku telah mengambil batu-batu vulkanik dari taman nasional.
"Saya pernah mendengar legenda bahwa pemindahan batu vulkanik dari sumbernya membawa nasib buruk dan saya khawatir ini telah menimpa saya," tulisnya.
Turis itu juga menyebut bahwa sebuah tragedi besar menimpa dirinya setelah kejadian itu, yang ia yakini sebagai akibat dari tindakan pencuriannya.
Baca Juga: Rosan Bilang Peletakan Batu Pertama Proyek PSEL pada Maret 2026
"Setelah tragedi pribadi yang besar, saya merasa terdorong untuk mengembalikan beberapa gram batu ini ke Fine Mountain," lanjutnya.
Berbeda dari kebanyakan turis yang enggan mengungkap perbuatan buruk mereka, pria ini justru berharap kisahnya bisa dijadikan pelajaran.
"Saya akan sangat berterima kasih jika Anda menyebarkannya di luar pusat pengunjung tempat saya mengambilnya, di tempat 'bara panas'," tambahnya.
Lokasi yang dimaksud merupakan area di luar Montañas del Fuego, bagian dari Taman Nasional Timanfaya. Meskipun surat itu dikirim beberapa tahun lalu, taman nasional baru merilisnya baru-baru ini. Bersamaan dengan itu, mereka juga mengimbau para pengunjung agar tidak mencuri benda apa pun dari taman nasional. Pelanggar bisa dikenai denda hingga USD 3.400 atau sekitar Rp56,4 juta.
Insiden serupa ternyata bukan hal baru. Batu dan pasir dari taman nasional sering ditemukan di koper wisatawan di Bandara Cesar Manrique. Menurut pihak taman, tindakan semacam ini berpotensi merusak ekosistem karena batu-batu tersebut menjadi tempat hidup bagi tanaman kecil, jamur, dan serangga.
Tanpa batu-batu itu, rantai makanan alami dapat terganggu. Serangga kehilangan tempat berlindung, sehingga predator seperti kadal dan burung kekurangan sumber makanan.
Baca Juga: Massa Aksi Lempari Aparat dengan Batu hingga Petasan
"Batu itu tak berarti apa-apa di etalase Anda, bukan suvenir atau bahan baku liontin. Batu itu milik alam. Batu itu menopang kehidupan dan budaya pulau kita. Mencuri alam sama saja dengan mencuri masa depan," tegas pihak taman dalam pernyataan mereka.
Fenomena semacam ini juga terjadi di tempat lain. Pada tahun 2022, Taman Nasional Haleakalā di Hawaii melaporkan menerima batu-batu yang dikembalikan oleh seorang pengunjung disertai catatan permintaan maaf.
"Saya sangat meminta maaf karena telah mengambil batu-batu ini dari tanah adat. Saya ingin mengembalikannya ke tempat asalnya. Terima kasih," tulis pengunjung tersebut.
Taman Haleakalā kemudian menegaskan bahwa mengambil batu dari kawasan taman nasional merupakan tindakan ilegal dan tidak pantas.
Ilustrasi batu (Antara)